Banyak mitos berkembang di Tanah Air yang berhubungan dengan gunung meletus. Kepercayaan ini merupakan bagian dari kearifan lokal yang masih bertahan hingga sekarang.
"Gunung meletus sering diyakini berkaitan dengan dosa manusia, jin penunggu marah, memang sudah waktunya atau takdirnya gak bisa ngapa-ngapain. Itu mungkin salah satu kearifan lokal buat pendekatan tetapi sains punya jawaban berbeda," kata pakar vulkanologi ITB Dr. Eng. Ir. Mirzam Abdurrachman, ST, MT dalam live Eureka! "Rahasia Gunung Api", Senin (17/10).
Ada beberapa hal yang menyebabkan gunung api meletus. Yang jelas, kata Mirzam, ada proses di mana dapur magma di perut gunung api terganggu.
Proses gunung api meletus
1. Gempa bumi dan meningkatnya emisi gas
Peristiwa gunung meletus adalah ketika magma bergerak di perut Bumi tepatnya di bawah gunung berapi, aktivitas ini memicu gempa Bumi secara berkala dengan intensitas dan kekuatan yang makin meningkat.
"Proses di bawah dapur magma bisa dibayangkan seperti akuarium sudah full (produksi magma) lalu diisi air maka dia akan erupsi itu proses yang terjadi dalam di bawah dapur magma," terang Mirzam.
Gunung mulai memuntahkan berbagai material seperti uap, karbon dioksida, belerang, serta gas beracun lainnya. Meningkatnya emisi gas dan gempa menjadi penanda utama bahwa gunung akan meletus.
2. Keluar abu dan uap panas
Keluarnya abu dan uap air melewati lubang atau celah di gunung yang telah terbuka menjadi proses selanjutnya dari gunung meletus. Pada letusan freatik misalnya, keluarnya abu dan uap panas terjadi ketika magma memanaskan permukaan atau air tanah yang dilepaskan melalui lubang dan celah baru.
3. Terbentuk kubah lava
Tahap terakhir dari erupsi gunung api yakni pembentukan kubah lava yang terbentuk karena magma yang mengalir di permukaan mengalami penurunan tekanan. Selain itu, suhu yang membeku membantu pembentukan suatu bentuk seperti kubah.
Lalu, ketika gunung api menjadi lebih aktif, terjadilah serangkaian proses penumpukan kubah yang kemudian runtuh, dan menyebabkan letusan kuat.
Sejumlah faktor eksternal juga bisa memicu gunung meletus. Misalnya tekanan angin, pasang surut air, hingga gempa Bumi.
Gunung meletus dipengaruhi tekanan angin, Mirzam memberi contoh ketika di Filipina pernah terjadi angin topan di sekitar gunung api.
"Ada perubahan tekanan, seperti bisul atau jerawat yang sudah matang dipijat, bertambah tekanan bisa meletus," kata Mirzam.
Contoh lainnya adalah Gunung Gamalama yang meletus karena pengaruh pasang surut air. Ketika air pasang saat Bulan purnama, naiknya air laut memberi beban pada gunung api.
"Ketika gunung api sudah dalam kondisi kritis, meski kenaikan air lautnya hanya satu meter, tapi beban dikalikan volume maka akan menekan gunung api yang ada di bawahnya," terangnya.
Contoh terakhir adalah adalah gempa Bumi, Mirzam mengumpamakan perut yang terasa mulas kemudian digoyang-goyangkan. Jika kapasitas belum penuh, mungkin masih bisa ditahan namun kalau sudah penuh maka terjadilah 'erupsi'.
"Letusan gunung berkaitan dengan pergerakan magma, tetapi ada beberapa contoh penyebab kenapa gunung api meletus dari faktor eksternal. Kira-kira faktor eksternal itulah yang menjadi action trigger-nya," tutup Mirzam.
Simak Video "Fakta Gunung Berapi, Ternyata Tak Cuma ada di Bumi"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/afr)