Ketika asteroid menghantam Bumi 66 juta tahun lalu, ada kecoak di sana. Sementara dinosaurus dan tiga perempat spesies Bumi musnah karena peristiwa, kecoak bisa bertahan menghalau serangan dan berhasil hidup hingga sekarang.
Bagaimana kecoak yang panjangnya hanya beberapa sentimeter bisa bertahan hidup ketika begitu banyak hewan kuat punah? Ternyata menurut sebuah studi, mereka diperlengkapi dengan baik untuk hidup menghadapi bencana meteor.
Baca juga: 5 Hewan Ini Disebut Bisa Selamat dari Kiamat |
Jika pernah melihat kecoak, perhatikan bahwa tubuh mereka sangat rata. Ini bukan karena sebuah kecelakaan. Serangga yang lebih datar, dapat menekan diri mereka ke tempat yang lebih sempit. Ini memungkinkan mereka untuk bersembunyi di mana saja, dan ini mungkin membantu mereka bertahan dari dampak asteroid 66 juta tahun lalu.
"Saat meteor menghantam, suhu di permukaan Bumi meningkat. Banyak hewan tidak punya tempat untuk melarikan diri, tetapi kecoak bisa berlindung di celah-celah tanah kecil, yang memberikan perlindungan yang sangat baik dari panas," kata Brian Lovett, Peneliti Pascadoktoral dalam Mikologi, University of West Virginia, dikutip dari Live Science, Minggu (10/4/2022).
Peristiwa dahsyat ini memicu serangkaian efek, menendang begitu banyak debu sehingga langit menjadi gelap. Saat Matahari meredup, suhu Bumi turun dan kondisi di seluruh Bumi seketika dingin. Dengan sedikit sinar Matahari, tanaman yang masih hidup berjuang untuk tumbuh, dan banyak organisme lain yang bergantung pada tanaman itu kelaparan.
Namun, tidak demikian halnya dengan kecoak. Berbeda dengan kebanyakan serangga yang lebih suka memakan satu tanaman tertentu, kecoa adalah pemakan segala. Ini berarti mereka bisa memakan sebagian besar makanan. baik yang berasal dari hewan, tumbuhan, sampah, bahkan kotoran.
Memiliki selera makan yang tidak pilih-pilih, memungkinkan kecoak untuk bertahan hidup di masa-masa sulit sejak kepunahan dinosaurus dan bencana alam lainnya.
"Sifat lain yang membantu adalah kecoak bertelur di tempat perlindungan kecil. Cangkang telur ini terlihat seperti kacang kering dan disebut oothecae, yang berarti 'kotak telur'. Seperti halnya casing ponsel, oothecae bersifat keras dan melindungi isinya dari kerusakan fisik dan ancaman lainnya, seperti banjir dan kekeringan," kata Lovett.
Pada masa sekarang pun, kecoak modern adalah hewan kecil yang selamat yang dapat hidup di mana saja di daratan, dari panasnya daerah tropis hingga beberapa bagian terdingin di dunia. Para ilmuwan memperkirakan ada lebih dari 4.000 spesies kecoak.
Beberapa spesies ini suka hidup dengan manusia dan dengan cepat menjadi hama. Begitu kecoak menetap di sebuah bangunan, sulit untuk menyingkirkan setiap celah kecil dari serangga ini dan oothecae mereka.
Ketika sejumlah besar kecoak hadir di tempat-tempat yang tidak bersih, mereka dapat menyebarkan penyakit. Ancaman terbesar yang mereka timbulkan bagi kesehatan manusia adalah dari alergen yang mereka hasilkan yang dapat memicu serangan asma dan reaksi alergi pada beberapa orang.
Hama kecoak sulit dikendalikan karena dapat melawan banyak insektisida kimia. Kekuatan ini juga masih berhubungan dengan kemampuan yang sama yang membantu nenek moyang mereka hidup lebih lama dibandingkan dinosaurus.
Namun, kecoak lebih dari sekadar hama yang harus dikendalikan. Peneliti mempelajari kecoak untuk memahami bagaimana mereka bergerak dan bagaimana tubuh mereka dirancang untuk mendapatkan ide untuk membangun robot yang lebih baik.
"Sebagai seorang ilmuwan, saya melihat semua serangga sebagai inspirasi berkaki enam yang indah. Kecoak telah mengatasi peluang yang terlalu besar untuk dinosaurus. Jika meteorit lain menabrak Bumi, saya akan lebih mengkhawatirkan manusia daripada kecoak," kata Lovett.
Simak Video "Begini Asal-Usul Kecoak di Indonesia "
(rns/fay)