Gawat! Rusia Hancurkan Lab Pengawas Radiasi Nuklir Chernobyl

Gawat! Rusia Hancurkan Lab Pengawas Radiasi Nuklir Chernobyl

ADVERTISEMENT

Gawat! Rusia Hancurkan Lab Pengawas Radiasi Nuklir Chernobyl

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 25 Mar 2022 19:32 WIB
A new shelter is installed over the exploded reactor at the Chernobyl nuclear plant, Chernobyl, Ukraine, Tuesday, Nov. 29, 2016. A massive shelter has finally been installed over the exploded reactor at the Chernobyl nuclear plant, one of the most ambitious engineering projects in the world. (AP Photo/Efrem Lukatsky)
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Jakarta -

Pasukan invasi Rusia telah menghancurkan sebuah laboratorium di kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl. Gawatnya, fasilitas yang dihancurkan ini biasa digunakan untuk memantau tingkat radiasi di PLTN yang dinonaktifkan tersebut dan area di sekitarnya.

Chernobyl adalah salah satu target utama invasi Rusia ke Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari. Sejak saat itu, PLTN Chernobyl telah terputus dari sistem pemantauan yang mengirim data ke International Atomic Energy Agency (IAEA) dikarenakan beberapa kali kehilangan daya.

Fasilitas ini juga dibayangi risiko kebakaran hutan, dan hanya dalam beberapa hari terakhir beberapa pekerja yang disandera di dalam diizinkan melakukan rotasi staf yang telah lama tertunda.

Berita penghancuran lab analitik pusat yang relatif baru di Chernobyl ini menambah daftar penghancuran fasilitas penting di daerah tersebut. Peran lab mutakhir ini adalah memberikan analisis ilmiah terperinci dari setiap tahap pemrosesan limbah radioaktif. Sebanyak 100 peralatan canggih di lab ini, tidak ada cadangannya di Eropa.

Dikutip dari IFL Science, mengingat bencana Chernobyl adalah kecelakaan nuklir sipil terburuk dalam sejarah, pekerjaan yang dilakukan lab ini dalam tujuh tahun terakhir telah menjadi terobosan dalam hal pengelolaan limbah radioaktif.

Karenanya, kerusakan yang terjadi saat ini tidak hanya berdampak pada pekerjaan yang dilakukan di zona eksklusi, tetapi di mana pun hal ini dapat diterapkan.

"Laboratorium menggunakan sampel radionuklida yang sangat aktif, yang saat ini ditangkap oleh musuh, jadi kami rasa tindakan mereka hanya akan merugikan diri mereka sendiri, bukan seluruh dunia yang beradab," kata IAEA.

PLTN Chernobyl tidak bekerja selama dua dekade sehingga tidak ada risiko bencana lain. Bagaimanapun, situasinya masih berbahaya bagi para pekerja yang menjaga situs tersebut tetap aman. Serangan pasukan Rusia juga bisa menghancurkan jerih payah para pekerja di sana yang selama ini menjaganya agar tetap aman.

Awalnya, sebanyak 211 personel teknis dan penjaga tetap berada di struktur bangunan PLTN Chernobyl saat pasukan Rusia mengambil alih wilayah tersebut. Rotasi staf yang telah lama tertunda, baru terjadi akhir pekan lalu. Tiga belas anggota staf teknis menolak untuk dirotasi, begitu pula para penjaga.

Stasiun pemadam kebakaran dari pemadam kebakaran lokal, saat ini tidak memiliki akses ke jaringan listrik dan mengandalkan generator. Padahal, stasiun ini biasa menangani kebakaran hutan yang terjadi pada "musim kebakaran" yang dialami daerah tersebut sepanjang tahun.

Merespons situasi genting di PLTN Chernobyl, IAEA mengatakan siap untuk mengirim ahli dan peralatan ke Ukraina jika koridor keselamatan dapat disepakati.



Simak Video "PBB Rapat Darurat Bahas 'Senjata' Musim Dingin Rusia untuk Ukraina"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT