Waduh, Badai Matahari Terjang Bumi Minggu Ini!

Aisyah Kamaliah - detikInet
Selasa, 15 Mar 2022 12:22 WIB
Waduh, Badai Matahari Terjang Bumi Minggu Ini! Foto: Science Alert
Jakarta -

Matahari sedang aktif melontarkan massa korona hampir setiap hari sejak Januari, dengan disertai flare. Dengan kejadian ini, Bumi terkena efek dari Badai Matahari dengan letusan yang mengarah ke planet Bumi.

Melansir Science Alert, Selasa (15/3/2022) The Space Weather Prediction Center of the US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan British Met Office telah mengeluarkan peringatan untuk badai geomagnetik ringan dan sedang selama beberapa hari ke depan. Namun Anda tak perlu panik.

Tim ilmuwan sudah memastikan kalau badai matahari itu tidak menyebabkan masalah yang serius. Sebenarnya, kita telah dilanda badai geomagnetik ringan dan sedang selama beberapa hari terakhir.

Efek dari ini adalah beberapa penurunan sinyal radio frekuensi tinggi di lintang tinggi, fluktuasi jaringan listrik, dan beberapa gangguan pada aktivitas hewan yang bermigrasi. Kita juga dapat melihat peningkatan aurora borealis dan aurora australis.

"Ada kemungkinan peningkatan pada aurora oval pada waktu-waktu selama 13 dan 14 Maret sebagai akibat dari dua Coronal Mass Ejections (CME) dan aliran kecepatan tinggi lubang koronal yang tiba di Bumi," saran British Met Office. Pertunjukan cahaya ini dapat dilihat pada garis lintang 55 derajat, di setiap kutub.

Badai Matahari adalah cuaca luar angkasa yang cukup normal, terjadi setiap kali Matahari lebih aktif. Akibatnya, CME dan angin matahari menyebabkan gangguan pada medan magnet bumi dan atmosfer bagian atas. Saat ini, keduanya sedang terjadi.

Melihat Matahari yang sedikit lebih aktif akhir-akhir ini bukanlah hal yang aneh. Bintang kita -- Matahari -- memang melewati siklus aktivitas 11 tahun, dengan maksimum matahari dan minimum matahari. Solar minimum, ketika medan magnet Matahari berada pada titik terlemahnya, terjadi ketika kutub magnet Matahari berpindah tempat. Solar minimum terbaru terjadi pada Desember 2019.

Itu berarti kita saat ini meningkat menuju maksimum Matahari, ketika medan magnet Matahari berada pada titik terkuatnya. Ini berarti kita akan melihat peningkatan pada bintik matahari dan jilatan api matahari.

Maksimum Matahari akan terjadi sekitar Juli 2025. Sementara ini, bukti menunjukkan bahwa kita mungkin akan memasuki siklus terkuat yang pernah tercatat sepanjang sejarah. Badai Matahari yang lebih kuat dapat menyebabkan masalah yang lebih signifikan. Jadi berdoa saja ya detikers, kalau Badai Matahari yang kita lewati selalu tetap pada level yang aman.

*Anda kini bisa cek harga dan perbandingan smartphone terbaru di detikINET. Silakan klik DI SINI.



Simak Video "Fenomena Badai Matahari Terbesar Diprediksi Bakal Terjadi di Akhir 2023"

(ask/fay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork