WHO Peringatkan Gejala Long COVID, Kenali Lebih Jauh
Hide Ads

WHO Peringatkan Gejala Long COVID, Kenali Lebih Jauh

Rachmatunnisa - detikInet
Minggu, 13 Feb 2022 14:48 WIB
Blonde woman in isolation at home for virus outbreak
WHO Peringatkan Gejala Long COVID, Kenali Lebih Jauh. Foto: Getty Images/ArtistGNDphotography
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membunyikan alarm tentang long COVID. Disebutkan WHO, efek jangka panjang dari virus Corona bisa serius, mempengaruhi setiap bagian tubuh kita. Gejalanya bisa berkisar dari sesak napas hingga penyakit jantung. Namun, masih banyak lagi yang belum diketahui.

Karena kita belum mengetahui gambaran lengkapnya, ini menjadi alasan lain mengapa kita harus fokus pada pengurangan transmisi. Para pejabat WHO menegaskan, mencegah diri agar tak terinfeksi akan jauh lebih baik dalam hal efek apa pun, jangka pendek maupun jangka panjang. Ketahui lebih jauh segala hal tentang long COVID yang disampaikan WHO, dikutip dari Live Mint.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Apa itu long COVID?

Long COVID biasanya didiagnosis beberapa minggu setelah infeksi COVID-19. Maria Van Kerkhove dari WHO mengatakan, setiap efek jangka panjang biasanya muncul sekitar 90 hari setelah gejala infeksi awal hilang. Efek jangka panjangnya bisa beberapa minggu, bisa beberapa bulan, bisa beberapa tahun.

ADVERTISEMENT

Apa saja gejala long COVID?

Memperhatikan beratnya efek jangka panjang dari virus, Van Kerkhove menjelaskan, hal itu mempengaruhi semua organ tubuh, dan setiap organ tubuh memiliki efek berbeda, tingkat keparahannya mulai dari orang kesulitan bernafas hingga mudah lelah sehingga tidak bisa berolahraga lagi. Beberapa penelitian juga menunjukkan risiko penyakit jantung sebagai gejala pasca COVID.

Apa saja tanda long COVID yang gawat?

Ketika orang membicarakan tentang COVID, mereka menganggapnya sebagai penyakit pernapasan bagian atas. Nyatanya, ini lebih merupakan penyakit sistemik. Secara harfiah, hal ini mempengaruhi setiap bagian dari sistem kardiovaskular, kata pejabat WHO Dr. Abdi Mahamud.

"Risiko dan komplikasi dari COVID, jika kita melihatnya bukan sebagai patogen pernapasan, tentu saja itulah cara masuknya. Tetapi itu mempengaruhi setiap bagian tubuh Anda karena pembuluh darah. Itu bisa menyebabkan vaskulitis," ujarnya.

Vaskulitis adalah peradangan pada pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan pada dinding pembuluh darah. Vaskulitis dapat menyebabkan dinding pembuluh menebal dan sempit, memotong suplai darah penting ke jaringan dan organ. Gejalanya berupa demam, kelelahan, penurunan berat badan, serta otot dan nyeri sendi.

Bisakah alami long COVID pasca terinfeksi Omicron?

Varian Omicron adalah sesuatu yang baru lagi di masa pandemi ini, sehingga mungkin terlalu dini untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Benar-benar tidak ada indikasi yang menunjukkan bahwa kita akan melihat perbedaan persentase orang yang mungkin menderita long COVID. Kita belum memiliki pemahaman penuh tentang long COVID yang lama," kata Van Kerkhove.

Memperhatikan bahwa lebih banyak penelitian diperlukan tentang long COVID, pejabat WHO menyimpulkan, "kami membutuhkan penelitian yang baik tentang ini. Kami membutuhkan perawatan yang baik, perawatan klinis untuk menangani efek jangka pendek, dan kami perlu memastikan bahwa ada rehabilitasi yang baik," tutup mereka.




(rns/agt)