Dr Muhammad Mohiuddin: Cangkok Jantung Babi Solusi Krisis Organ
Hide Ads

Dr Muhammad Mohiuddin: Cangkok Jantung Babi Solusi Krisis Organ

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 12 Jan 2022 11:40 WIB
Transplantasi jantung babi ke manusia
Foto: University of Maryland Medicine
Jakarta -

Untuk pertama kalinya dalam sejarah medis, seorang pasien di rumah sakit Maryland, Amerika Serikat (AS) menerima jantung babi dalam upaya terakhir transplantasi jantung yang dijalaninya. Proses tersebut berjalan sukses, dan pasien berada dalam kondisi stabil tiga hari setelah prosedur.

David Bennett, pria 57 tahun yang menjalani transplantasi tersebut mengatakan sehari sebelum operasi, bahwa dia pasrah transplantasi ini ibarat menembak dalam kegelapan.


"Pilihannya antara mati atau mencoba menjalani transplantasi ini. Saya ingin hidup. Saya tahu ini ibarat menembak dalam kegelapan, tapi itu pilihan terakhir saya," katanya seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (12/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prosedur, yang dikenal dalam istilah medis sebagai xenotransplantasi ini telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) AS dan diklasifikasikan dengan otorisasi penggunaan darurat.

Putra Bennett mengatakan bahwa ayahnya sudah tahu bahwa tidak ada jaminan eksperimen ini akan berhasil. Namun dia tidak memenuhi syarat untuk transplantasi jantung manusia sehingga tidak punya pilihan lain.

ADVERTISEMENT

transplantasi jantung babiFoto: Screenshot YouTube CNN

Pendapat tim dokter

Meskipun terlalu dini untuk mengatakan apakah transplantasi ini akan benar-benar berhasil, operasi eksperimental tingkat tinggi ini bisa menjadi terobosan medis, karena dokter di University of Maryland Medical Center mengatakan operasi itu menunjukkan kemungkinan organ hewan yang dimodifikasi secara genetik berfungsi di dalam tubuh manusia.

Jantung babi tersebut telah dimodifikasi secara gen untuk menghilangkan kandungan gula yang kerap menolak organ dengan cepat di dalam selnya.

Dr Muhammad Mohiuddin, direktur ilmiah program transplantasi hewan ke manusia di University of Maryland Medical Center mengisyaratkan prosedur ini bisa menjadi solusi krisis donor organ.

"Jika ini berhasil, akan ada pasokan organ-organ serupa yang tak ada habisnya untuk pasien yang tengah menderita," kata Dr Mohiuddin.

Dikatakannya, donasi organ di AS sangat sedikit, sementara daftar pasien yang membutuhkan transplantasi terus meningkat. Kondisi ini mendorong dokter dan ilmuwan beralih ke organ hewan untuk memenuhinya.

Menurut United Network for Organ Sharing (UNOS), ada lebih dari 3.800 transplantasi jantung di AS pada tahun 2021. Angka ini merupakan rekor tertinggi.

Ini bukan pertama kalinya dokter dan ilmuwan melakukan percobaan transplantasi hewan ke manusia. Pada tahun 1984, seorang bayi yang kondisinya kritis bisa memperpanjang hidupnya selama 21 hari dengan jantung babon. Dan tahun lalu, para peneliti di New York, AS baru menemukan cara sementara menggunakan ginjal babi pada manusia.

Namun, Karen Maschke, seorang peneliti di Hastings Center di New York, memperingatkan bahwa data yang dikumpulkan dari perkembangan baru ini perlu dibagikan dan diproses sebelum siapa pun dapat membuka opsi untuk lebih banyak pasien.

Tetap saja, prosedur ini dianggap sebagai sejarah dalam dunia medis, dan langkah pertama yang sangat penting menuju perluasan pilihan bagi pasien yang membutuhkan transplantasi organ.




(rns/fay)