Sebuah gambar yang dibagikan oleh Cape Cod New England Wildlife Centers memperlihatkan tukik terrapin, sejenis kura-kura, lahir dengan dua kepala, dan enam kaki menopang tubuhnya. Pusat satwa liar itu menyebut ini adalah kasus langka yang pertama kali mereka temukan.
"Kami terkejut melihatnya karena belum pernah ada yang seperti itu," kata CEO New England Wildlife Centers Katrina Bergman, dikutip dari Washington Post, Rabu (13/10/2021).
Dua kepala terrapin dalam satu cangkang itu dibawa ke Barnstable, Massachusetts, AS, sebuah rumah sakit satwa liar dan pusat pendidikan departemen sumber daya alam setempat yang memiliki program perawatan khusus terrapin.
Mereka tiba di fasilitas itu pada 22 September dan menetas di tempat bersarang yang dilindungi beberapa hari sebelumnya. Di Massachusetts, terrapin cangkang berlian terdaftar sebagai spesies terancam punah.
Bicephaly atau kondisi memiliki dua kepala, merupakan anomali yang dapat disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Hewan-hewan itu sering tidak bertahan lama atau memiliki kualitas hidup yang buruk.
"Hal pertama yang ingin kami ketahui: apakah mereka akan hidup dan bertahan? Dan yang kedua adalah: bagaimana kualitas hidup mereka? Kami menilai dari bagaimana mereka tumbuh, ketika mereka makan, apakah mereka berenang, apakah mereka berdua mencari udara?" kata Bergman.
Hasil penyinaran menggunakan sinar-X menunjukkan bahwa mereka memiliki saluran pencernaan yang terpisah, dan bahwa mereka masing-masing dapat mencerna makanan. Berat badan mereka pun bisa bertambah. Bergman mengatakan mereka tiba dengan berat 6,5 gram dan sekarang beratnya 7 gram. Mereka juga memiliki dua sistem pernapasan.
Masih banyak yang tidak diketahui tentang terrapin ini, dan seorang ahli memperkirakan bahwa mereka mungkin tidak hidup lama. Namun Bergman menggambarkan sebagian besar tanda-tanda yang ditunjukkan terrapin ini positif.
"Mereka makan dengan sangat baik, mereka lucu sekali. Semua orang bersemangat karena mereka tampak dalam kondisi bagus. Satu-satunya hal yang kami khawatirkan adalah, kami takut mereka kesakitan. Tapi sejauh yang kami tahu, mereka tampak seperti bayi yang bahagia," ujarnya.
Bergman menyebut mereka seukuran nugget ayam dan telah tumbuh lebih dari satu inch sejak mereka tiba di New England Wildlife Centers. Mereka melakukan serangkaian tes, termasuk CT scan untuk menilai organ dalam dan sistem peredaran darah mereka.
Jika tampaknya terrapin dapat bertahan, kata Bergman, pusat satwa liar yang dipimpinnya dapat terus memantau dan merawatnya, serta menyimpannya untuk penelitian. Sangat tidak mungkin tukik ini dilepasliarkan ke alam bebas.
Willem Roosenburg, seorang ahli ekologi populasi terrapin mengatakan, ini mungkin kasus pertama ada dua terrapin lahir dengan satu cangkang, meski dia pernah mendengar tentang bicephaly pada spesies kura-kura lain.
"Dari perspektif biologis, saya pikir penting untuk menyadari bahwa ini adalah mutasi yang tidak akan bertahan di alam liar," kata Roosenburg, profesor ekologi dan biologi evolusi di University of Ohio.
Jika sehat, seekor terrapin bisa hidup hingga puluhan tahun. Roosenburg mengatakan dia memiliki terrapin hewan peliharaan berusia 34 tahun, salah satu dari lebih dari 50 ribu yang dia tangani. Dia tak heran jika ada terrapin yang hidup sampai usia 80 tahun dalam populasi yang sehat.
Namun Roosenburg ragu terrapin berkepala dua ini bisa hidup selama itu. Dia juga mengatakan tidak tahu mengapa mutasi seperti itu bisa terjadi pada spesies kura-kura.
"Saya pernah mendapati tukik lahir tanpa kepala menjadi anencephaly. Hanya ada kemungkinan cacat lahir pada populasi organisme mana pun yang mengalaminya. Saya rasa ini hal serupa," jelasnya.
Simak Video "Video: Ini Lho yang Bikin Kura-kura Brazil Sering Sakit"
(rns/fay)