China ingin lebih mandiri dalam produksi mesin pesawat komersial. Negeri Tirai Bambu ini bertekad bisa memproduksi mesin pesawat sendiri, mematahkan duopoli Boeing dan Airbus.
Upaya China untuk membuat industri penerbangannya lebih mandiri akan makin ditingkatkan dalam lima tahun ke depan, salah satunya dengan rencana untuk memproduksi suku cadang utama mesin pesawat komersial di Shanghai pada tahun 2025.
Baca juga: Tiga Astronaut China Akan Kembali ke Bumi |
Di tengah meningkatnya pembatasan dari industri penerbangan di Amerika Serikat, China juga sudah mulai memproduksi jet penumpang berbadan lebar dengan Rusia bernama CR929.
Shanghai sejauh ini sudah menjadi rumah bagi Commercial Aircraft Corporation of China (Comac), yang membuat jet penumpang C919 berbadan sempit buatan sendiri. Kota ini disebut China akan menjadi pemimpin dalam industri penerbangan sipil di China dalam lima tahun ke depan.
Dikutip dari South China Morning Post produksi suku cadang penting mesin pesawat oleh China akan dipusatkan di Lingang New Area, Shanghai.
"Lingang New Area harus membangun ekosistem industri penerbangan sipil terbuka dan sistem inovasi kolaboratif internasional untuk mengembangkan dan menjamin pesawat besar dan mesin penerbangan sipil yang diproduksi di dalam negeri, dan mewujudkan kontrol independen atas teknologi inti dan tautan utama dalam rantai pasokan," kata juru bicara Pemerintah Shanghai.
Beijing telah menggembar-gemborkan pengembangan Lingang New Area, yang terletak di ujung tenggara Shanghai, sebagai kekuatan pendorong baru investasi teknologi tinggi dari perusahaan asing. Wilayah ini sebelumnya juga sudah menampung pabrik Gigafactory 3 milik Tesla.
Baca juga: China Gencarkan Razia Penambangan Bitcoin |
China telah menghabiskan miliaran dana untuk meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi pesawat penumpang, terutama di tengah keretakan hubungan yang semakin dalam dengan AS. Saat ini, AS merupakan pengekspor produk dan teknologi penerbangan terbesar di dunia.
Pemerintahan Washington telah memperketat ekspor teknologi tinggi ke China untuk mengontrol akses teknologi yang dianggap sensitif, terkait kekhawatiran akan potensi penggunaan teknologi tersebut oleh militer China.
Simak Video "Video Kecelakaan Pesawat Paling Fatal dalam 1 Dekade Terakhir, Ada dari RI"
(rns/rns)