Sebuah sekolah di Banyuwangi digegerkan oleh penemuan ular king kobra sepanjang 2 meter, bersama sarang berisi 20 butir telur yang siap menetas. Ahli memperingatkan masyarakat agar waspada, karena ular king cobra kerap muncul dan bersarang di sekitar rumah saat musim hujan.
Peneliti Herpetologi Bidang Amphibi dan Reptil LIPI Amir Hamidy dalam wawancara dengan detikcom di 2019 saat ramai "teror" king kobra di pemukiman penduduk di sejumlah wilayah di Indonesia, menyebutkan bahwa musim hujan merupakan masa pecah telur atau penetasan ular.
"Musim hujan adalah musim telur ular menetas dan termasuk jenis kobra," ungkap Amir Hamidy saat itu.
Dia menjelaskan, saat menetas di musim hujan, ular berbeda dengan ayam, yakni akan meninggalkan telurnya. "Ular jika menetas ditinggalkan induknya sehingga bisa kemana-mana," jelasnya.
Masa penetasan telur ular berlangsung 2-4 bulan tergantung suhu. Biasa dimulai saat kemarau. Proses menetas itu juga dialami ular jenis kobra. Apalagi kobra termasuk ular yang adaptif.
"Kobra ini adaptif. Bisa hidup dan bersarang di sekitar manusia. Dia tidak segan bersarang di sawah, pekarangan hingga rumah. Selama lingkungan membuat nyaman, kobra bisa tinggal," ujarnya.
Dia menambahkan, lingkungan yang nyaman bagi kobra adalah yang menyediakan pakan semisal tikus. Selain itu, kobra juga menyukai tempat di mana terdapat banyak tumpukan barang.
Sebelumnya diberitakan, sarang ular king kobra ditemukan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al A'la, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, pada Selasa (15/9). Ular tersebut ditemukan oleh pekerja proyek saat hendak membangun ruang kelas.
Marhaban (52), salah seorang guru di MI tersebut mengaku kaget. Dia bercerita awal diketahui keberadaan ular tersebut bemula saat pihak pengelola sekolah membongkar tumpukan genteng yang berada disamping gedung sekolah. Damkar Banyuwangi mengevakuasi ular tersebut agar tak mengganggu aktivitas belajar mengajar.
Simak Video "Akhir Tragis Pawang Ular Tewas Dipatuk King Kobra Peliharaannya"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)