Bulan Juli lalu, Richard Branson terbang ke antariksa dengan pesawat perusahaannya, Virgin Galactic, lebih dulu dari orang terkaya dunia Jeff Bezos. Namun ternyata ada yang dianggap mengganjal dalam penerbangan ini sehingga otoritas menggelar penyelidikan.
Seperti dikutip detikINET dari Independent, Federal Aviation Administration (FAA) menyelidiki mengapa pesawat itu sempat berbelok dari jalur udara yang diizinkan, saat kembali mendarat ke Bumi dari orbit.
"Virgin Galactic tidak bisa menerbangkan SpaceShip Two sampai FAA menyetujui bahwa masalah yang terjadi terkait dengan kejadian ini tidak berdampak pada keamanan publik," sebut juru bicara FAA dalam pernyataannya.
Dicurigai bahwa pilot dari pesawat VSS Unity milik Virgin Galactic yang membawa Richard Branson dan tiga kru lain sudah mendapat peringatan saat terlepas dari pesawat induknya menuju angkasa.
Terindikasi bahwa pesawat itu tidak terbang dengan cukup vertikal untuk kembali ke Bumi dengan momentum yang cukup sehingga berbelok dari jalur saat menuju daratan. Hal ini dianggap berbahaya.
Dalam tanggapannya, Virgin Galactic menyebut investigasi FAA tidak berdampak pada penerbangan di masa mendatang. Perusahaan yang didirikan pada tahun 2004 ini sedang mempersiapkan banyak penerbangan untuk warga sipil yang sudah membayar dengan harga mahal.
"Kami mengurus hal ini dengan serius dan sedang mencari penyebab masalahnya serta menentukan bagaimana mencegahnya terjadi lagi dalam misi mendatang," kata juru bicara Virgin Galactic.
Tiket penerbangan Virgin Galactic ke antariksa sudah dijual untuk umum, namun ada kenaikan harga dari sebelumnya USD 200 ribu menjadi USD 450 ribu. Sudah ada sekitar 600 orang yang siap mengangkasa dengan pesawat Virgin Galactic.
Simak Video "Video: Indonesia Belum Punya Alat Pendeteksi Sampah Antariksa yang Jatuh ke Bumi"
(fyk/fay)