Setidaknya 56 orang, yang sebagian besar adalah anak-anak, telah meninggal setelah terjadi wabah demam misterius di Uttar Pradesh, sebuah negara bagian yang terletak di India Utara. Belum diketahui penyakit apa yang menjangkiti daerah tersebut.
Dikutip dari IFL Science, Sabtu (4/9/2021) kondisi yang belum ditentukan ini memiliki gejala antara lain demam tinggi, nyeri sendi, sakit kepala, dehidrasi, dan mual, serta beberapa kasus ruam di tungkai atas dan bawah.
Tak satu pun dari pasien yang mengalami gejala ini dinyatakan positif COVID-19. Di enam wilayah yang terkena penyakit tersebut, dokter menduga wabah ini disebabkan oleh demam berdarah yang sangat parah. Pemeriksaan darah dari beberapa pasien menunjukkan penurunan jumlah trombosit yang mendukung skenario ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para pasien, terutama anak-anak, meninggal di rumah sakit dengan sangat cepat," kata Dr Neeta Kulshrestha, pejabat kesehatan paling senior di distrik Firozabad, kepada BBC News.
Dr Kulsherestha sejak itu telah dicopot oleh Ketua Menteri negara bagian Yogi Adityanath sebagai imbas penanganan penyebaran virus yang harus dilakukan segera. Sebuah tim yang terdiri dari 11 dokter spesialis pun telah dikirim ke Firozabad bersama dengan obat-obatan dan kebutuhan lainnya.
Demam berdarah adalah penyakit virus yang disebarkan oleh nyamuk yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia, sebagian besar di kota-kota. Ada empat jenis virus dengue, yang berarti bahwa seseorang dapat terinfeksi empat kali. Sebagian besar kasusnya ringan tetapi ada kemungkinan virus menyebabkan gejala akut, yang bisa mirip flu. Seperti flu, virus ini bisa mematikan, terutama jika tanpa perawatan medis yang tepat
Pemodelan dari WHO memperkirakan ada sekitar 390 juta infeksi virus dengue di seluruh dunia. Satu dari sepuluh orang yang berisiko terkena penyakit ini terinfeksi setiap tahun. Jumlah infeksi dan kematian telah meningkat secara besar-besaran dalam beberapa dekade terakhir, tumbuh empat kali lipat antara tahun 2000 hingga 2015 ketika 4.032 orang meninggal karena penyakit tersebut.
Kemungkinan lain, penyakit ini adalah Japanese ensefalitis yang juga dibawa oleh nyamuk. WHO memperkirakan 68,00 kasus klinis setiap tahun dan penyakit ini merupakan penyebab utama ensefalitis virus di beberapa negara Asia. Secara umum, Japanese ensefalitis jarang terjadi tetapi memiliki rasio fatalitas kasus yang tinggi. Hampir satu dari tiga orang yang tertular virus ini, meninggal.
Untuk kedua kondisi tersebut, belum ada obat yang diketahui. Namun ada vaksin yang aman dan efektif yang dapat mencegah Japanese ensefalitis. Tes dan sampel sedang dilakukan untuk mengetahui apakah salah satu dari virus ini atau penyebab lain berada di balik wabah mematikan tersebut.
Program pengendalian nyamuk yang lemah dan tidak efektif serta munculnya vektor yang resisten terhadap insektisida dipandang sebagai alasan mengapa penyakit tertentu mengalami lonjakan dramatis dan seringkali fatal dalam beberapa dekade terakhir. Investasi baru diperlukan dalam pencegahan sebagai kunci untuk mengatasi penyakit yang dapat menyebabkan wabah fatal seperti yang terjadi sekarang.
(rns/fay)