Efek Mendengar Lantunan Al Quran dari Segi Sains
Hide Ads

Efek Mendengar Lantunan Al Quran dari Segi Sains

Aisyah Kamaliah - detikInet
Rabu, 04 Agu 2021 15:41 WIB
alqulran dan terjemahannya. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Lantunan Al Quran sering diteliti dalam berbagai jurnal dan terbukti bisa memberikan dampak baik bagi kesehatan seseorang (Foto: Dikhy Sasra/detikcom)
Jakarta -

Innalillahi wa innaillaihi rajiun. Ibu dari artis Irwansyah telah berpulang setelah berjuang melawan COVID-19. Akan tetapi, sebelumnya, sang ibunda sempat sadar dari koma setelah didengarkan murottal Al Quran sehingga membuat orang-orang merinding mendengar kisahnya.

Bicara secara sains, sebenarnya sudah banyak penelitian efek lantunan ayat suci pada kesehatan. Dari beberapa penelitian yang pernah diterbitkan, ada bukti yang mengarah pada mendengarkan Al Quran membantu dalam pengurangan depresi dan stres (Mohammadi Laeini et al. 2009). Suara dari lantunan Al Quran memiliki efek positif pada stres dan kecemasan pasien rawat inap terutama di ICU (Khatoni 1997).

Efek Al Quran pada pengurangan kecemasan juga ditemukan dalam studi yang dipublikasikan di Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research tahun 2018 dimana disebutkan bisa menjadi obat untuk gangguan kecemasan non-farmakologi dan meningkatkan kualitas tidur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada lagi studi tahun 2012 dari Universiti Teknologi MARA Malaysia. Studi tersebut mencoba membandingkan efektivitas dari musik klasik dan Al Quran terhadap gelombang otak menggunakan alat Electroencephalogram (EEG). Total ada 28 partisipan yang ikut dalam percobaan ini.

Partisipan kemudian diperdengarkan surat Yasin dan Pachelbel's Canon D. Hasilnya, ketika ayat Alquran diputar, terdapat peningkatan gelombang otak hingga 12,67 persen. Sedangkan ketika partisipan mendengarkan musik klasik, peningkatan tersebut hanya mencapai 9,96 persen. Ini menandakan Al Quran bisa membuat respon otak menjadi lebih baik.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, ada beberapa riset yang mencoba melakukan pengamatan pada efek mendengarkan Al Quran dengan percepatan penyembuhan pasien dari yang ringan sampai berat contoh untuk membantu meningkatkan fungsi kesadaran pasien dan fungsi pernapasan mereka yang memakai ventilator.

International Journal of Scientific Study di tahun 2017 pernah menyuguhkan pendapat bahwa mendengarkan Al Quran bisa meningkatkan kesehatan jantung juga paru-paru dari pengamatannya kepada pasien koma di Iran. Penelitiannya masih perlu diteliti lebih lanjut namun terbukti ada efek pada kestabilan tekanan darah, detak jantung, aliran darah dan pernapasan.

Studi dengan judul 'The Effect of Listening to Holy Quran Recitation on Weaning Patients Receiving Mechanical Ventilation in the Intensive Care Unit: A Pilot Study' yang dipublikasi di Journal of Religion and Health tahun 2019 juga bisa dibahas.

Ini adalah uji coba yang dipantau dan dilakukan secara acak di mana 55 pasien dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Pasien dibagi menjadi kelompok eksperimen (case) dan kelompok yang hanya dikontrol. Pada kelompok eksperimen, pasien mendengar lantunan ayat suci Al Quran 30 menit, sedangkan pada kelompok kontrol, pasien diberikan waktu 30 menit istirahat di tempat tidur.

Temuan awal dari studi percontohan ini menunjukkan bahwa tidak ada efek negatif HQR pada pasien, tidak ditunjukkan juga perbedaan yang signifikan antara keduanya. Karena itu, studi tentang efek mendengar murottal Al Quran pada kesehatan masih sangat menarik untuk diteliti.

Ibunda Irwansyah, Herlianah, saat ini telah meninggal dunia karena COVID-19 dan sempat mengalami koma dan sadar. Namun, Irwansyah dan Zaskia Sungkar juga keluarga harus ikhlas melepas kepergian Sang Ibu. Semoga almarhumah ditempatkan di tempat terindah di sisi-Nya dan keluarga diberikan kekuatan.




(ask/fay)