Warga Kabupaten Agam, Sumatera Barat digemparkan oleh makhluk misterius hitam berbau busuk. Balai konservasi dan Sumbar Daya Alam (BKSDA) Agam memastikan makhluk tersebut adalah beruang madu.
BKSDA menyebutkan, hewan tersebut terekam melintas di Jorong Pasa Palembayan, Nagari Ampek Koto. Seperti apa hewan bernama latin Helarctos mayalanus itu?
Dirangkum detikINET dari berbagai sumber, Rabu (9/6/2021) Helarctos malayanus termasuk familia Ursidae dan merupakan jenis paling kecil dari delapan jenis beruang yang ada di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka mendiami hutan tropis Asia Tenggara, mulai dari ujung timur India, Bangladesh, melalui Burma, Laos, Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia, pulau-pulau Sumatera, dan Kalimantan.
Di salah satu wilayah di pantai barat pulau Sumatera yakni Bengkulu, beruang madu menjadi fauna khas sekaligus provinsi tersebut. Beruang madu juga merupakan maskot dari Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Di Balikpapan, beruang madu dikonservasi di sebuah hutan lindung bernama Hutan Lindung Sungai Wain.
Ciri fisik
Rata-rata beruang madu punya panjang tubuh 1,40 m, tinggi punggungnya 70 cm dengan berat berkisar 50-65 kg. Bulu beruang madu cenderung pendek, berkilau dan pada umumnya hitam. Matanya berwarna cokelat atau biru, dan hidungnya relatif lebar tetapi tidak terlalu moncong.
Jenis bulu beruang madu adalah yang paling pendek dan halus dibandingkan beruang lainnya, berwarna hitam kelam atau hitam kecoklatan, di bawah bulu lehernya terdapat tanda yang unik berwarna oranye yang dipercaya menggambarkan Matahari terbit.
Karena hidupnya di pepohonan, telapak kaki beruang madu tidak berbulu sehingga dapat bergerak dengan kecepatan hingga 48 kilometer per jam dan memiliki tenaga yang sangat kuat.
Kepala beruang madu relatif besar sehingga menyerupai anjing yakni memiliki telinga kecil dan berbentuk bundar. Beruang jenis ini memiliki lidah yang panjang (bisa lebih dari 25 cm) dan dapat dipanjangkan sesuai dengan kondisi alam untuk menyarikan madu dari sarang lebah di pepohonan. Selain itu, lidah panjangnya juga bisa digunakan untuk menangkap serangga kecil di batang pohon.
Beruang madu memiliki penciuman yang sangat tajam dan memiliki kuku yang panjang di keempat lengannya yang digunakan untuk mempermudah mencari makanan. Beruang madu lebih sering berjalan dengan empat kaki, dan sangat jarang berjalan dengan dua kaki seperti manusia.
Lengan beruang jenis ini cukup lebar dan memiliki kuku melengkung serta berlubang yang memudahkannya memanjat pohon. Kuku tangan yang melengkung digunakan oleh beruang ini untuk menggali rayap, semut dan sarang lebah.
Rahang beruang madu tidak proporsional karena terlalu besar sehingga tidak dapat memecahkan buah-buah besar seperti kelapa. Gigi beruang ini lebih datar dan merata dibandingkan dengan jenis beruang lain, gigi taringnya cukup panjang sehingga menonjol keluar dari mulut.
Habitat
Beruang madu hidup di hutan-hutan primer, hutan sekunder dan sering juga di lahan-lahan pertanian. Mereka biasanya berada di pohon pada ketinggian 2-7 meter dari tanah, dan suka mematahkan cabang-cabang pohon atau membuatnya melengkung untuk membuat sarang.
Habitat beruang madu terdapat di daerah hujan tropis Asia Tenggara dengan penyebarannya di Pulau Kalimantan, Sumatera, Indochina, China Selatan, Burma, serta Semenanjung Malaysia.
Karena habitatnya ini, beruang madu tidak memerlukan masa hibernasi seperti beruang lain yang tinggal di wilayah empat musim. Zaman dulu, beruang madu tersebar hampir di seluruh benua Asia. Sekarang keberadaannya semakin jarang akibat kehilangan dan fragmentasi habitat.
Selanjutnya: Makanan, Cara Berkembang Biak, dan Beruang Madu di Indonesia