Ilmuwan ternama Stephen Hawking tak hanya terkenal dengan temuannya seperti teori gravitasi kuantum. Ia juga dikenal karena merupakan sosok ilmuwan yang memberikan dukungan pada Palestina semasa hidupnya.
Hawking pernah membuat geger publik dengan kejadian Mei 2013 di mana ia memutuskan untuk undur diri dari konferensi tingkat tinggi di Israel. Saat itu dia dijadwalkan untuk berbicara.
Mengutip Al Jazeera, Rabu (12/5/2021) ia mundur dari Presidential Conference, sebuah acara akademis yang diadakan di Yerusalem dan dipandu oleh mendiang Presiden Israel Shimon Peres. Dalam surat yang dikirim Hawking kepada penyelenggara pada 3 Mei, dia mengatakan bahwa kebijakan pemerintah Israel kemungkinan besar akan membawa bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya telah menerima sejumlah email dari akademisi Palestina. Mereka sepakat bahwa saya harus menghormati boikot tersebut. Mengingat hal ini, saya harus mundur dari konferensi," kata Hawking.
"Seandainya saya hadir, saya akan menyatakan pendapat saya bahwa kebijakan pemerintah Israel saat ini kemungkinan besar akan membawa bencana," bunyi surat itu.
Dengan persetujuan Hawking, British Committee for Universities of Palestine, sebuah organisasi akademisi yang berbasis di Inggris angkat suara pada saat itu dalam sebuah pernyataan.
"Ini adalah keputusan independennya untuk menghormati boikot, berdasarkan pengetahuannya tentang Palestina, dan atas saran dari kontak akademisnya sendiri di sana," ujarnya.
Keputusan Hawking dirayakan secara luas oleh para aktivis dan akademisi Palestina. Mereka merasa dukungan Hawking sangat berarti bagi masyarakat Palestina.
"Palestina sangat menghargai dukungan Stephen Hawking untuk boikot akademis terhadap Israel," kata Omar Barghouti, anggota pendiri gerakan Boycott, Divestment, Sanctions movement (BDS).
Boikot itu bukan satu-satunya momen Hawking bergabung dengan perjuangan Palestina. Di tahun 2009, dia mengutuk operasi militer Israel di Gaza yang dia gambarkan tidak proporsional kepada Al Jazeera. Situasinya ia sebut seperti (keadaan) di Afrika Selatan sebelum 1990. Ia mengatakan hal itu tidak bisa belanjut.
Bahkan di tahun terakhir hidupnya, Hawking mengajak jutaan pengikutnya di Facebook untuk menyumbangkan uang guna membantu mendanai serangkaian kuliah fisika bagi mahasiswa pascasarjana Palestina di Tepi Barat.
Kepergian Hawking di tahun 2018 setelah berjuang melawan amyotrophic lateral sclerosis (ALS) pun meninggalkan duka mendalam bagi banyak orang di belahan dunia -- tak ketinggalan warga Palestina.
Baca juga: 5 Fakta Sains Menakjubkan dalam Al Quran |
(ask/fay)