Setelah sukses mengirimkan wahana luar angkasa ke orbit Mars, Uni Emirat Arab (UEA) melanjutkan ambisi antariksanya dengan mendaratkan robot penjelajah atau rover ke Bulan. Misi ini dijadwalkan meluncur pada tahun 2022.
UEA akan mengerahkan rover bernama Rashid yang dibangun oleh ilmuwan dari Mohammed Bin Rashid Space Center (MBRSC). Nama rover ini diambil dari mantan penguasa Dubai, Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum.
Untuk mendaratkan Rashid di Bulan, UEA menggandeng perusahaan antariksa asal Jepang ispace yang mengembangkan wahana pendarat bernama HAKUTO-R. ispace juga akan menyediakan teknologi komunikasi untuk UEA yang memungkinkan rover mengirimkan data dari permukaan Bulan. Misi ini akan diterbangkan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX dari Florida, AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami merasa terhormat bahwa MBRSC telah mempercayakan layanan transportasi muatan Bulan ispace untuk memainkan perang penting dalam melaksanakan momen bersejarah ini untuk UEA," kata pendiri dan CEO ispace Takeshi Hamada dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari Space, Jumat (16/4/2021).
Dengan pengumuman ini, mimpi UEA untuk menjelajah Bulan berhasil dipercepat. Saat UEA pertama kali mengumumkan misi ini pada musim gugur tahun lalu, mereka berencana meluncurkan misi Rashid pada tahun 2024.
Jika berhasil, ini akan menjadi misi pendaratan di Bulan pertama yang dilakukan oleh negara Arab dan Jepang. Hingga saat ini hanya ada tiga negara yang berhasil mendarat di Bulan yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet, dan China.
Rashid sendiri adalah rover dengan bobot 10 kg yang akan didaratkan di garis ekuator Bulan di sisi dekatnya. Tapi UEA belum mengumumkan lokasi pendaratan yang spesifik.
Rover beroda empat ini akan dibekali dengan instrumen seperti kamera beresolusi tinggi, pencitraan termal, dan pencitraan mikroskopis untuk mempelajari area sekelilingnya selama 14 hari.
Selain itu, rover ini juga dilengkapi dengan Langmuir probe yang bisa membantu ilmuwan memahami lingkungan bermuatan listrik di permukaan Bulan, yang sepertinya disebabkan oleh angin matahari atau aliran partikel bermuatan yang terus mengalir dari matahari.
Jika berjalan dengan lancar, misi ke Bulan ini akan menjadi batu loncatan untuk ambisi UEA selanjutnya yaitu mengirimkan astronaut ke Mars pada tahun 2117.
"Emirates Lunar Mission merupakan tonggak sejarah di sektor antariksa UEA, karena misi tersebut akan berkontribusi untuk menyediakan data dan informasi berharga terkait Bulan yang akan melayani komunitas ilmiah global serta kemampuan uji coba yang akan sangat penting untuk misi berawak ke Mars," kata Senior Director Remote Sensing Department MBRSC Adnan AlRais.
(vmp/fay)