Telesat, salah satu operator satelit global besar asal Kanada, ikut dalam perlombaan meluncurkan konstelasi satelit orbit rendah Bumi (low earth orbit/LEO) untuk menyediakan akses broadband dari luar angkasa. Ia bersaing dengan dua miliarder teknologi Elon Musk dan Jeff Bezos.
Seperti diketahui, kedua miliarder ini dikenal dengan proyek internet satelitnya masing-masing. Musk sudah meluncurkan konstelasi Starlink sedangkan Bezos merencanakan LEO yang disebut Proyek Kuiper.
"Konstelasi LEO Telesat adalah 'cawan suci' bagi para pemegang saham Telesat. Proyek internet satelit adalah sebuah keunggulan kompetitif yang berkelanjutan untuk pengadaan broadband global," kata CEO Telesat Dan Goldberg penuh percaya diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari The Globe and Mail, Selasa (13/4/2021) layanan internet LEO Telesat dibanderol dengan harga jauh terjangkau dibandingkan milik Elon Musk dan Jeff Bezos, dan perusahaan tersebut telah berkecimpung di layanan satelit puluhan tahun lebih lama ketimbang SpaceX dan Amazon. Selain itu, alih-alih berfokus pada pasar konsumen seperti SpaceX dan Amazon, Telesat mencari klien bisnis yang berkantong tebal.
Goldberg berterus terang mengatakan dirinya sering kurang tidur pada enam tahun lalu ketika menyadari model bisnis perusahaannya dalam bahaya. Ancaman datang dari kepopuleran Netflix dan layanan streaming video yang melesat, serta kabel serat optik yang menjamin konektivitas internet secepat kilat.
Sebanyak 15 satelit geostasioner (GEO) Telesat menyediakan layanannya untuk penyiar TV, penyedia layanan internet, dan jaringan pemerintah, yang semuanya semakin khawatir tentang latensi dari sinyal pantulan pengorbit yang berjarak lebih dari 35.000 km di atas bumi.
Kemudian pada tahun 2015, dalam penerbangan pulang dari sebuah konferensi industri di Paris yang membahas latensi sebagai tema utamanya, Goldberg pun menuliskan ide awalnya tentang konstelasi LEO di serbet makan maskapai Air Canada yang ditumpanginya.
Ide-ide tersebut akhirnya mengarah pada konstelasi LEO Telesat, yang dijuluki Lightspeed, dan akan mengorbit sekitar 35 kali lebih dekat ke Bumi daripada satelit GEO. Konstelasi Lightspeed akan menyediakan konektivitas internet dengan kecepatan yang mirip dengan serat optik.
Peluncuran pertama konstelasi Lightspeed Telesat direncanakan pada awal 2023. Telesat harus bergerak cepat dan lebih inovatif, karena sementara ini, di orbit sudah ada sekitar 1.200 satelit Starlink milik Elon Musk. Konstelasi Lightspeed diperkirakan menghabiskan biaya setengah dari proyek satelit internet SpaceX dan Amazon senilai USD 10 miliar.
Analis senior Caleb Henry dari Quilty Analytics mengatakan, fokus Telesat pada klien bisnis sudah benar. Pengalaman Telesat di industri ini juga dapat memberikan keunggulan.
"Telesat menghadapi dua pemain kelas berat, SpaceX dan Amazon, yang sudah berjanji untuk membelanjakan USD 10 miliar untuk konstelasi satelit yang dioptimalkan untuk pasar konsumen. Jika Telesat dapat membelanjakan setengah dari jumlah itu untuk menciptakan sistem berkinerja tinggi untuk kalangan bisnis, maka ya, mereka akan sangat kompetitif," ujarnya.
Dibandingkan 6 tahun lalu, Goldberg memang masih akan kurang tidur. Namun kali ini berbeda, dia akan sering terjaga di malam hari karena menyiapkan peluncuran LEO yang akan menyaingi satelit internet Starlink dan Kuiper.
"Saat kami memutuskan untuk menempuh jalan ini, dua orang terkaya di alam semesta tidak fokus pada konstelasi LEO mereka sendiri," yakinnya.
(rns/fay)