Salah satu vaksin corona ternyata ditemukan oleh perempuan jenius keturunan Turki di Jerman, Dr Ozlem Tureci bersama dengan sang suami Ugur Sahin.
Vaksin tersebut adalah vaksin Pfizer yang merupakan vaksin hasil penelitian BioNTech. Nah, Ugur Sahin dan Ozlem Tureci ialah pendiri perusahaan BioNTech yang merupakan perusahaan Jerman tersebut. Mereka pun disebut-sebut sebagai otak dari vaksin Pfizer yang memiliki efikasi tinggi.
Dr Tureci adalah perempuan berusia 53 tahun. Ia dan suami masuk dalam daftar 100 orang terkaya di Jerman setelah kekayaannya naik menjadi USD 21 juta karena kesuksesan vaksin corona-nya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baik Türeci dan suami, keduanya berasal dari keluarga imigran. Ayah Tureci adalah dokter asal Turki yang bermigrasi dari Istanbul. Akan tetapi, Tureci memang lahir di Jerman.
Türeci menjabat sebagai Chief Medical Officer BioNTech sedangkan sang suami adalah CEO BioNTech. Keduanya memiliki latar belakang pendidikan yang sama yakni dalam bidang terapi imun.
Yang unik, saking cinta dengan pekerjaan mereka, keduanya pernah bercerita kalau mereka bahkan menyempatkan diri bekerja di laboratorium di hari pernikahan mereka. Wah, wah!
Perusahaan pertama mereka bernama Ganymed Pharmaceuticals didirikan pada tahun 2001. Mereka menggunakan metode Messenger RNA atau mRNA, metode baru untuk memicu tubuh membuat antibodi melawan penyakit, khususnya kanker. Inilah cikal bakal vaksin Corona mereka.
Perusahaan itu dijual di 2016 senilai USD 1,4 miliar. Pada saat itu, mereka sudah punya perusahaan lain, BioNTech itu, yang didirikan tahun 2008 untuk menemukan lebih banyak metode terapi imun melawan kanker. Yayasan Bill & Melinda Gates Foundation adalah salah satu pemberi dana buat mereka.
Kesuksesan dan kisah inspiratif dari Tureci membuat banyak pihak memberikan pujian kepadanya. Salah satunya adalah UNESCO.
"Hal yang layak dipikirkan baik-baik dari Dr. Özlem Türeci, salah satu #WomenInScience terkemuka dalam perlombaan untuk mendapatkan vaksin # COVID19. Terlepas dari jenis kelamin, etnis atau agama, sains hanya menjadi kuat jika dapat memperoleh manfaat dari keragaman yang lebih besar. #FightRacism I #GenerationEquality," apresiasi UNESCO.
(ask/fay)