Kenapa Gunung Merapi dan Raung Bisa Erupsi Bersamaan?
Hide Ads

Kenapa Gunung Merapi dan Raung Bisa Erupsi Bersamaan?

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 22 Jan 2021 18:25 WIB
Aktivitas Gunung Raung meningkat bahkan terjadi erupsi. Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung menutup akses pendakian dan mengimbau masyarakat waspada.
Aktivitas Gunung Raung meningkat dan terjadi erupsi. (Foto: Ardian Fanani/detikcom)
Jakarta -

Gunung Raung dan Merapi erupsi bersamaan, tepatnya pada Minggu (17/1) dini hari. Banyak masyarakat menduga-duga, fenomena apakah di balik erupsi gunung api secara berbarengan.

Dijelaskan ahli vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrahman, erupsi gunung aktif secara bersamaan bukan sebuah anomali. Gunung-gunung lain pun menurutnya secara berkala terus erupsi.

"Bukan cuma gunung Raung dan Merapi, gunung-gunung aktif lainnya ada Kerinci, Krakatau, hingga Karangetang dan Sinabung, itu menunjukkan aktivitas vulkanik secara relatif bersamaan," kata Mirzam saat dihubungi detikINET, Jumat (22/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskannya, masing-masing gunung memiliki kantong magma yang jika sudah penuh akan dimuntahkan melalui erupsi. Peristiwa gunung erupsi secara bersamaan merupakan aktivitas masing-masing gunung, bukan kolektif.

Secara ilmiah, ada dua kemungkinan yang menyebabkan gunung api tersebut aktif secara bersamaan. Yang pertama adalah ketika gunung tersebut berada di busur (arc) dan lempengan yang berbeda, maka kemungkinan hanya waktu erupsinya saja yang kebetulan sama.

ADVERTISEMENT

"Kalau dianalogikan gunung-gunung ini sebagai individu manusia, kenapa kegiatan mereka bersamaan, karena kebetulan waktu mereka beraktivitas berbarengan. Misalnya memang sedang waktunya makan siang, saya sedang makan siang di Bandung, orang lain juga sedang makan siang di Jakarta, kebetulan saja pas waktu jam makan siangnya hampir bersamaan," urainya memberi contoh.

Yang kedua, aktivitas bersamaan itu terjadi ketika gunung-gunung api tersebut berada di busur atau lempeng yang sama. Mirzam kembali menganalogikannya dengan aktivitas orang ketika makan.

"Misalkan ketika ada fenomena tektonik bersamaan, ibaratnya orang-orang berkumpul makan bareng karena undangan sebuah acara. Jadi kalau pada gunung ada pemicu yang sama, menyebabkan tektoniknya lebih aktif di waktu yang sama," terang Mirzam.

"(Gunung Raung dan Merapi erupsi) bisa jadi hanya interval waktunya saja sama, meskipun bisa juga karena lokasinya yang sama, karena sama-sama di Busur Sunda," tutupnya.




(rns/fay)