Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima suntikan pertama vaksin Sinovac untuk masyarakat Indonesia. Meski dinyatakan efikasi atau tingkat kemanjuran vaksin Sinovac masih di atas ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka tersebut ternyata berbeda-beda bila disandingkan dengan penelitian empat negara yang berencana memakai vaksin buatan China tersebut.
Mengutip Bloomberg, vaksin Sinovac untuk uji klinis lokal di Indonesia mencapai 65,3%. Akan tetapi yang menjadi sorotan, angka ini didapatkan 'hanya' dari 1.620 orang yang menjadi sukarelawan -- angka yang dinilai terlalu sedikit untuk data yang sangat krusial.
Angka ini berbeda dengan Turki yang mengatakan vaksin Sinovac memiliki 91.25% efikasi pada uji coba lokal. Yang jadi kritik, angka sukarelawan untuk penelitian tersebut juga dianggap terlalu kecil untuk mendapatkan satu kesimpulan yang akurat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, di Brasil, uji coba Sinovac dilakukan secara bear-besaran dengan 13 ribu orang lebih yang terlibat. Perusahaan lokal yang menjadi partner, Butantan Institute menyebutkan minggu lalu bahwa vaksin ini 78% efektif untuk mencegah kasus ringan dan 100% efektif melawan tingkat infeksi COVID-19 sedang dan parah.
Tetapi, Selasa kemarin, Butantan mengatakan angka keseluruhan, yang juga mencakup kasus sangat ringan yang tidak memerlukan bantuan medis, sebenarnya adalah 50,38%.
Karenanya, regulator kesehatan Brasil Anvisa meminta data tambahan dari Butantan Institute pada percobaan Sinovac guna memutuskan apakah akan menyetujui vaksin Sinovac untuk digunakan pada masyarakat luas.
Dimintai keterangan, juru bicara Sinovac menolak untuk mengomentari angka dari uji coba di Brasil, Turki dan Indonesia. Lebih lanjut, ia mengatakan lebih banyak data akan dirilis oleh mitranya di Brasil minggu ini.
(ask/afr)