Salah satu pengaruh terbesar dari aktivitas manusia terhadap ekosistem adalah masuknya spesies invasif ke berbagai negara. Diperkirakan Bumi akan punya 2.500 spesies baru di 2050.
Para peneliti dari University College London, Inggris telah melacak pergerakan spesies asing untuk memprediksi masa depan keanekaragaman hayati.
Tingkat tertinggi spesies invasif adalah serangga, burung, dan artropoda. Dari 2.500 spesies baru ini, di antaranya akan ada juga jenis tanaman dan hewan asing baru, termasuk rakun dan lobster Amerika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kadal Langka, Badannya Nyaris Ekor Semua |
"Antara tahun 2005 hingga 2050, mungkin ada peningkatan spesies invasif sebesar 36% di seluruh dunia secara global," kata profesor Tim Blackburn seperti dikutip dari Science Times.
Untuk mengurangi peningkatan signifikan spesies invasif, para peneliti percaya bahwa hukum perdagangan internasional harus mengatur pergerakan tumbuhan dan hewan. Pada tahun 2005, para ilmuwan membuat katalog lebih dari 35.000 spesies asing di seluruh dunia.
Di 2004, Blackburn dan timnya menemukan bahwa hampir 90 dari 500 spesies asing menjadi ancaman bagi spesies asli di Inggris. Jika biosekuriti tidak mengatur spesies invasif, akan ada banyak spesies asing tiba pada tahun 2050.
Dengan menggunakan model matematis, Blackburn memperkirakan berapa banyak spesies non-asli yang mungkin datang pada tahun 2050. Faktor-faktor untuk pemodelan tersebut termasuk tren historis serta tren spesies invasif saat ini.
Secara global, 1.200 spesies asing diperkirakan akan pindah ke Afrika, Asia, Australia, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan pada tahun 2050. Eropa diperkirakan menerima jumlah spesies invasif tertinggi dengan peningkatan 64%.
Jika peraturan biosekuriti internasional menjadi lebih ketat, aliran spesies asing berpotensi melambat. Namun jika tren saat ini terus berlanjut, mungkin ada peningkatan 120% spesies asing di Asia pada tahun 2050 dan manusia harus mengantisipasinya.
(rns/afr)