Sepeda listrik, sudah banyak yang punya. Tapi kalau sepeda listrik tenaga surya, ini baru istimewa dan ramah lingkungan.
Tiga mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) membuat dan mengembangkan sepeda listrik ramah lingkungan dengan menggunakan tenaga surya. Sepeda yang diberi nama 'Easy Bike' ini diyakini lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar fosil atau batubara.
Adalah Mutiara Nawansari (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), Lutfia Rahmannisa (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan), dan Alamsyah Yahya Nugraha (Fakultas Eknomi dan Bisnis) yang menggagas Easy Bike Unpad dengan didampingi Ferry Faizal selaku dosen FMIPA Unpad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mutiara mengatakan, perbedaan yang paling menonjol dalam sepeda listrik yang mereka buat terletak pada sumber pengisian daya. Sepeda listrik komersil biasanya menggunakan tenaga listrik PLN yang masih bersumber dari bahan bakar fosil atau batubara, namun Easy Bike ini murni nol emisi karbon dioksida dengan menggunakan baterai lithium ion berukuran 360Wh.
"Sepeda listrik ini dayanya diisi menggunakan charging station sendiri yang menggunakan solar panel. Jadi tidak menghasilkan emisi sama sekali baik dari sepeda maupun pengisian daya," kata Mutiara saat dihubungi detikcom, Jumat (2/10/2020).
Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan bersama kedua temannya yang tergabung dalam komunitas Student Energy Chapter tersebut berangkat dari adanya fasilitas sepeda gratis di lingkungan kampus yang jarang digunakan mahasiswa.
"Karena memang kontur jalanan di Unpad banyak yang nanjak, jadi kalau naik sepeda cape pisan (lelah sekali). Nah kalau dengan sepeda listrik, pada saat jalan menanjaknya bisa dinyalakan motornya. Nanti ketika mau gowes lagi, motornya bisa dimatikan lagi," tuturnya.
![]() |
Motor yang dimaksud ialah tenaga penggerak rantai sepeda. Sehingga memberikan dorongan pada pedal dan tenaga yang dikeluarkan oleh kaki saat mengayuh tidak terlalu banyak.
"Awal bikin satu prototipe kemarin kurang lebih 1 tahun. Tapi itu sudah termasuk riset kontur Unpad, riset baterai berapa yang harus dipakai, panel surya seperti apa, statistik kendaraan pribadi mahasiswa Unpad, dan lain-lain. Jadi kita sepeda, baterai, dan motornya lalu kita rakit," ujar Mutiara.
Untuk satu prototipe sepeda listrik 'Easy Bike' butuh pengisian daya matahari selama satu hari full karena kurang intensitas matahari atau solar panel yang tertutup pohon, bisa juga dikarenakan belum menemukan converter yang cocok. Kata dia, penggunaan sepeda listrik tersebut bisa digunakan untuk tiga jam penggunaan dengan tenaga motor.
"Rencananya tahun ini mau dikembangkan tapi karena terhalang COVID, jadi delay. Tapi masih dikembangkan terus dan dapat support penuh dari kampus. Semoga tahun depan sudah bisa produksi banyak," katanya.
Selain ramah lingkungan, Mutiara mengatakan, bahwa Easy Bike juga memiliki akses ke Radio Frequency Identification (RFID), serta memiliki fasilitas GPS dan penghitung kalori.
Gagasan sepeda listrik tenaga surya ini berhasil meraih juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional Kategori Mahasiswa di ajang VOSICO yang digelar Universitas Negeri Malang, Agustus 2020 lalu.
(bbn/fay)