Vaksin Corona buatan Oxford University memberi harapan besar. Uji kepada 1.077 relawan telah menunjukkan injeksi vaksin itu berhasil memicu pembentukan antibodi dan sel T yang dapat memerangi virus.
Terlebih lagi, vaksin bernama AZD1222 alias ChAdOx1 nCoV-19 ini tidak memberi efek samping yang serius. Mayoritas dari efek samping yang dirasa hanya kelelahan dan sakit kepala, yang bisa disembuhkan dengan obat.
Pabrik vaksin AstraZeneca bahkan sudah siap memproduksi dalam skala besar. "Data ini meningkatkan keyakinan kami vaksin itu bakal berhasil dan memungkinkan kami meneruskan rencana memproduksinya dalam skala besar untuk digunakan secara luas di seluruh dunia," cetus Mene Pangalos, Executive Vice President AstraZeneca.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vaksin Oxford memang jadi harapan banyak pihak, tak cuma pemerintah Inggris. Pemerintah Amerika Serikat telah menginvestasikan dana USD 1 miliar dalam trial vaksin Corona tersebut, dengan harapan dapat mengamankan jutaan dosis dalam waktu cepat saat telah tersedia.
Pakar sepakat vaksin Oxford berpotensi besar. "Sungguh ini pertama kali kami lihat kandidat vaksin bisa memicu respons imun, baik antibodi yang mengenali virus dan antibodi untuk menetralisir yang dapat membunuhnya, dan efek ini bisa dipertahankan setelah dosis bosster diberikan pada 28 hari," cetus Dr Abdu Sharkawy, pakar penyakit menular di Kanada.
Terlebih lagi, tidak ada indikasi vaksin Oxford memberikan efek samping berbahaya. Akan tetapi ia menggarisbawahi masih banyak yang harus dilakukan sebelum menyimpulkan vaksin Oxford terbukti aman dan efektif.
Hal itu mengingat waktu uji coba baru beberapa bulan dan relawan seribu orang masih terlalu sedikit. "Kita butuh ribuan lagi pasien untuk diuji dan diawasi untuk keamanan jangka panjang sebelum dapat mengatakan siap diakses di seluruh dunia," paparnya, dikutip detikINET dari CTV News.
Pihak Oxford juga mengatakan jangan terlalu senang terlebih dahulu. Bahkan dikatakan, belum dapat dipastikan kapan vaksin Oxford tersedia untuk publik umum walau ada yang optimistis di bulan September.
"Masih banyak hal harus dikerjakan sebelum kami dapat mengkonfirmasi bahwa vaksin Corona kami akan membantu mengendalikan pandemi COVID-19, namun hasil awal tersebut memang menjanjikan," tutur Profesor Sarah Gilbert dari Oxford.
(fyk/fay)