Tidak semua orang siap menggunakan kereta dan bus saat kota New York di Amerika Serikat (AS) dibuka kembali untuk kegiatan bisnis. Karenanya, New York mengandalkan teknologi sinar ultraviolet (UV) untuk mensterilkan transportasi umum dari bermacam virus penyakit, termasuk COVID-19.
Otoritas transportasi metropolitan (MTA) New York tahu bahwa akan sangat sulit meyakinkan masyarakat agar mau kembali menggunakan transportasi umum. Apalagi kasus COVID-19 di kota tersebut masih menjulang.
Ketua dan CEO MTA Pat Foye berharap, sejumlah langkah untuk mendisinfeksi transportasi yang dilakukan perusahaannya bisa mengembalikan kepercayaan pengguna kereta dan bus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuan kami secara keseluruhan adalah mengambil setiap tindakan yang kami bisa untuk meminimalkan risiko, dan itu terus menjadi prioritas utama kami," kata Foye seperti dikutip dari CNET.
Banyak pertanyaan dan kekhawatiran tentang keamanan transportasi massal di masa pandemi virus Corona. Sebuah studi dari Massachusetts Institute of Technology yang diterbitkan April lalu mengklaim subway atau kereta bawah tanah adalah transportasi yang menjadi sarana penyebaran COVID-19 di New York, meski banyak kritikus mempertanyakan validitas penelitian tersebut.
Foye sendiri yang dites positif terjangkit virus Corona pada awal April lalu mengatakan, ia tidak percaya kalau subway menjadi sumber infeksi. Dia mencatat penelitian di seluruh dunia tidak menunjukkan hal serupa.
Namun yang jelas, selama tiga bulan terakhir, MTA menurutnya telah meluncurkan berbagai cara untuk membersihkan transportasi mereka dan memastikan para penggunanya mempraktikkan kebiasaan normal baru yang berkontribusi menghentikan penyebaran penyakit seperti rajin mencuci tangan, menjaga jarak, dan selalu menggunakan masker.
MTA bukan satu-satunya perusahaan yang memanfaatkan teknologi sinar UV untuk mendisinfeksi transportasi. Sebelumnya ada juga Yanggao, perusahaan transportasi umum di China, yang menggunakan sinar UV untuk membersihkan armada bus mereka.
Sinar UV dipancarkan ke seluruh penjuru bus untuk membunuh kuman dan virus-virus sebagai bagian dari upaya bersih-bersih menghalau epidemi COVID-19 yang mematikan. Mengapa menggunakan sinar UV? Otoritas kesehatan China menyebutkan, virus corona sensitif terhadap sinar UV dan panas.
Sebelum menggunakan teknologi ini, disinfeksi dilakukan dengan membersihkan bus menggunakan penyemprot. Cara ini memerlukan waktu lebih lama, memerlukan dua orang per bus untuk melakukannya, lebih repot, dan kurang efektif karena mungkin saja ada bagian bus yang tidak tersentuh.
Baca juga: China Pakai Sinar UV untuk Bersihkan Bus |
Dengan menggunakan sinar UV, perusahaan transportasi Shanghai bisa mendisinfeksi 250 bus dalam sehari. Disinfeksi yang semula perlu waktu 30-40 menit per bus, dipangkas menjadi hanya 5 menit per bus. Cara ini dinilai lebih cermat untuk melenyapkan semua efek penyakit COVID-19.
(rns/fay)