Bulan Tampak Membesar, Ini Penjelasan Bosscha
Hide Ads

Bulan Tampak Membesar, Ini Penjelasan Bosscha

Siti Fatimah - detikInet
Rabu, 03 Jun 2020 16:03 WIB
Ilustrasi Super Moon
Bulan tampak membesar, ini penjelasan Bosscha. (Dikhy Sasra/detikcom)
Bandung -

Fenomena bulan tampak membesar terjadi hari ini, 3 Juni 2020. Ilmuwan mengatakan ini adalah fenomena Perigee.

Salah satu peneliti Observatorium Bosscha Yanty Yulianty menjelaskan, jika dilihat dari segi fenomena dan perhitungan jarak, ini adalah fenomena Perigee. Ini adalah posisi ketika bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi.

"Perigee 3 Juni ini terjadi pada fase bulan cembung, belum masuk purnama, sehingga tidak digolongkan sebagai Supermoon. Jadi Perigee hari ini tidak tergolong sesuatu yang istimewa," katanya saat dihubungi detikcom, Rabu (3/6/2020).

Kata dia, Perigee tahun lalu lebih istimewa karena dikaitkan dengan Supermoon. Supermoon tahun lalu terjadi ketika fase purnama bersamaan dengan bulan berada di titik Perigee.


"Jadi akan bisa diamati lebih mudah perbedaan ukurannya," jelasnya.

Perigee kali ini terjadi pada pukul 10.47 WIB pada jarak 364.390 kilometer dari pusat Bumi. Bulan akan tampak lebih besar jika diamati dari Bumi dengan lebar sudut 32,8 menit busur.

Yanty menjelaskan jarak Bulan dari Bumi bervariasi berdasarkan revolusinya. Hal ini terjadi karena orbit Bulan tidak berbentuk lingkaran sempurna.

"Setiap bulan, Bulan akan berada di posisi paling dekat dengan Bumi (Perigee) dan beberapa minggu kemudian berada di posisi terjauh (Apogee)," katanya.

Dia mengatakan fenomena Perigee dan Apogee terjadi secara berulang setiap tahun. Meskipun demikian, jarak Apogee dan Perigee tidak selalu sama setiap waktu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Seperti fenomena Apogee terjauh tahun ini pada 24 Maret 2020 lalu dengan jarak 406.692 km. Perigee terdekat terjadi sekitar 2 minggu kemudian, pada 7 April 2020 dengan jarak 356.907 km.

"Berbeda sejauh 50 ribu km. Sementara itu, jarak rata-rata bulan (poros semi-mayor) dari Bumi adalah 384.400 km," jelasnya.

Terkait dampaknya kepada kondisi Bumi, dihubungi secara terpisah, Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya menyebutkan tidak ada dampak yang merugikan.

"Kejadiannya mirip dengan Bulan purnama, yang terjadi setiap bulannya. Setiap Bulan purnama, terjadi pasang air laut di pantai. Itu adalah hal yang rutin setiap bulan," katanya.

Gelombang tinggi hingga sangat tinggi diprediksi terjadi di tiga hari ke depan. Sejumlah wilayah perairan, seperti di Samudra Hindia selatan Jawa Barat, tinggi gelombang mencapai 6-25 meter, perairan Sukabumi-Cianjur tinggi gelombang 6-20 meter, dan perairan Garut-Pangandaran diprediksi tinggi gelombang 4-15 meter.




(bbn/fay)