Untuk mencegah tenaga medis tertular virus corona, Telkom University (Tel-U) bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membuat sebuah robot disinfektan bernama Autonomous Ultra Violet Type C Mobile Robot (AUMR). Rencananya robot ini akan diuji coba di Rumah Sakit Pindad Bandung dan Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Jakarta.
Rektor Tel-U, Adiwijaya menyampaikan alat ini akan dimanfaatkan untuk disinfeksi dan sterilisasi pada ruang isolasi pasien positif corona tanpa campur tangan manusia secara langsung. Sehingga dapat meminimalisir penularan virus corona terhadap petugas atau tenaga medis.
"Autonomous UVC Mobile Robot (AUMR) ini merupakan robot AUMR pertama di Indonesia, sebelumnya alat yang serupa digunakan di beberapa negara salah satunya Denmark. Semoga alat ini bermanfaat untuk pencegahan penyebaran COVID-19 di Indonesia," ungkap Rektor Tel-U, Adiwijaya, melalui rilis yang diterima detikcom, Sabtu (4/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Robot AUMR menggunakan dua mode penggunaan, yaitu mode manual menggunakan remote kontrol dan otomatis mengikuti line tracking atau laser range navigation. Robot ini pun dilengkapi dengan sensor ultrasonik untuk menghindari menabrak benda di sekitarnya.
Baca juga: China Pakai Sinar UV untuk Bersihkan Bus |
Irwan Purnama selaku peneliti LIPI, menjelaskan bahwa AUMR ini pernah dipakai untuk mengatasi virus SARS-Cov-1. Apabila sebuah organisme atau virus terpapar sinar UV dalam kisaran 200 -280 nanometer (nm), dan sinar tersebut diserap oleh virus tersebut. Kemudian sinar tersebut akan merusak DNA yang ada di dalam virus tersebut dan mencegah virus tersebut teraktivasi.
"Nah di sinilah kenapa sinar UVC ini bisa menghambat penyebaran virus, apalagi mungkin nanti di ruang isolasi. Itu akan berbahaya apabila alat proteksi yang dipakai tenaga medis tidak sempurna," terang Irawan.
![]() |
Irawan mengharapkan robot ini pun mampu mencegah penyebaran virus corona atau dikenal juga SARS-Cov-2. Di mana virus Corona menurut WHO penyebarannya tidak melalui airborne melainkan droplet.
Selain itu, robot buatan Tel-U dan LIPI ini dinilai cukup murah apabila dibandingkan dengan buatan luar negeri. Untuk biaya riset dan pengembangan robot AUMR ini memakan biaya sekitar Rp 250 juta, sedangkan robot buatan luar negeri bisa sekitar USD 80.000 - USD 90.000 atau sekitar Rp 1,3 miliar.
(asj/asj)