Virus corona ada banyak jenisnya. Sebelum di Wuhan, virus corona pernah jadi wabah di Arab Saudi. Sayang, dokter yang menemukannya malah dipecat.
Wabah virus corona di Wuhan, China bukan yang pertama kali terjadi di dunia. Wabah ini membuat orang-orang ingat kembali dengan kasus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV) tahun 2003 di Asia dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) tahun 2012 silam di Arab Saudi.
Kasus yang Arab Saudi ini yang agak ironis. Dokter yang menemukan virus ini mengalami nasib pahit dipecat. Begini ceritanya:
Isolation of A Novel Coronavirus From a Man With Pneumonia in Saudi Arabia, itulah judul penelitian yang diterbitkan The New England Journal of Medicine, edisi Oktober 2012 seperti dilihat detikINET, Selasa (28/1/2020). Itu adalah karya dokter Ali Mohamed Zaki bersama 3 koleganya yang lain yaitu Sander van Boheemen, Theo M Bestebroer, Albert DME Osterhaus, dan Ron AM Fouchier.
Baca juga: Virus Corona Bikin Server PUBG Jebol |
Laporan ilmiah ini dibuat dr Zaki setelah menjumpai kasus pneumonia yang aneh. Pada Juni 2012, dia adalah virologis di Dr Soliman Fakeeh Hospital di Jeddah, Arab Saudi. Ada pasien berumur 60 tahun dengan pneumonia yang parah.
Zaki melakukan uji pararel antara dia dengan tim dr Ron Fouchier di Erasmus Medical Centre di Rotterdam, Belanda. Keduanya mendapatkan hasil positif kalau ini virus corona, tapi virus ini tidak dikenal alias jenis baru lagi.
Zaki lalu menyampaikan temuannya di proMed, sistem pelaporan internet untuk para peneliti dan lembaga kesehatan, terkait kasus wabah. Akibat pelaporan ini, sebulan kemudian dia dipecat atas tekanan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi.
"Mereka tidak suka ini muncul di proMed. Mereka memaksa rumah sakit untuk menghentikan kontrak saya. Saya diminta meninggalkan pekerjaan saya karena ini, tapi ini tugas saya. Ini virus yang sangat serius," kata Zaki diberitakan Guardian edisi 15 Maret 2013.
Malangnya, pasien Zaki yang memang sudah sepuh itu akhirnya meninggal setelah 11 hari dirawat. Di saat yang bersamaan, muncul kasus serupa di Qatar dari orang yang baru pulang dari Arab Saudi.
CNN pada 24 September 2012 memberitakan, dari kasus pasien dr Zaki dan kasus di Qatar, WHO lalu memberi perhatian serius karena ini virus yang mirip SARS yang mewabah tahun 2003, tapi tidak persis sama. Erasmus Medical Centre akhirnya memberi nama baru untuk virus corona ini.
Nama resminya adalah Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Orang-orang secara umum menyebutnya MERS saja. Hingga 30 Oktober 2013 ada 124 kasus dan 52 kematian di Arab Saudi saja.
Al Jazeera pada 25 September 2012 memberitakan, saat itu pemerintah Arab Saudi pusing bukan kepalang karena kejadian ini hanya beberapa bulan sebelum musim ibadah haji. Tentu Anda semua masih ingat betapa para jamaah haji Indonesia juga sempat khawatir dengan wabah MERS di Arab Saudi. Jamaah haji saat itu diminta menjauhi unta, karena dianggap sebagai pembawa virus MERS.
Dimana dr Zaki sekarang? Dia kini bekerja di Universitas Ain Shams di Kairo. Kepada Guardian, dia mengatakan teguh pada keputusannya saat itu mempublikasikan hasil temuannya kepada dunia meskipun pemerintah Arab Saudi keberatan.
"Saya tidak tahu (virus-red) apa yang saya hadapi," kata dia.
Kasus MERS yang dihadapi Zaki akhirnya menjadi sebuah laporan ilmiah berjudul Isolation of A Novel Coronavirus From a Man With Pneumonia in Saudi Arabia di The New England Journal of Medicine, Oktober 2012. Siapa sangka, 8 tahun kemudian virus corona sudah berkembang lagi menjadi wabah baru di Wuhan dengan nama Wuhan Coronavirus atau 2019-nCoV.