Heboh Pesawat Antariksa Capai Tepi Tata Surya Hingga Dekati Matahari
Hide Ads

Heboh Pesawat Antariksa Capai Tepi Tata Surya Hingga Dekati Matahari

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 24 Des 2019 13:02 WIB
Ilustrasi Parker Solar Prober. Foto: NASA
Jakarta - Tahun 2019, setidaknya ada dua peristiwa monumental soal pesawat antariksa milik NASA. Salah satunya mencapai tepi Tata Surya dan yang lainnya mendekati Matahari. Berikut rangkumannya.

1. New Horizons Tembus Tepi Tata Surya

Pesawat luar angkasa NASA, New Horizons, dipastikan berhasil menempuh perjalanan terjauh yang pernah dikendalikan umat manusia, yaitu sampai ke sebuah obyek di tepi tata surya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Januari 2019, pesawat bertenaga nuklir itu telah terbang sejauh 6,4 miliar kilometer dari Bumi untuk mendatangi sebuah obyek bernama Ultima Thule. Ultima Thule adalah batu antariksa misterius sepanjang 32 kilometer yang berada di Kuiper Belt, di luar orbit planet Neptunus.


Wilayah itu begitu jauhnya dari Bumi sehingga perlu enam jam bagi sinyal komunikasi mencapai Bumi dengan kecepatan cahaya. Para engineer NASA di Johns Hopkins Applied Physics Laboratory di Maryland bersorak ketika sinyal pertama pesawat itu sampai ke Bumi.

"Pesawat itu dalam keadaan sehat," sebut Mission Operations Manager, Alice Bowman. Semua sistem termasuk kamera New Horizons, bekerja dengan baik.
Heboh Pesawat Antariksa Capai Tepi Tata Surya Hingga Dekati MatahariUltima Thule. Foto: NASA

"Kami telah berhasil menyelesaikan penerbangan terjauh ini. Kami siap menerima transmisi dari Ultima Thule untuk membantu kita memahami asal dari tata surya kita," tambahnya.

Diluncurkan Januari 2006, New Horizons pernah melakukan misi mengambil gambar Pluto pada 2015, sebelum ke Ultima Thule. Sekarang, New Horizons akan mempelajari soal atmosfer dan permukaan Ultima Thule untuk mencari petunjuk soal terbentuknya Tata Surya beserta para planet.

"Kemarin malam, pesawat antariksa Amerika Serikat, New Horizons, melangsungkan eksplorasi terjauh dalam sejarah umat manusia dan melakukannya dengan spektakuler," klaim Alan Stern, Principal Investigator New Horizons.

2. Parker Solar Probe Dekati Matahari

Awal Desember ini, Parker Solar Probe mendekati Matahari dalam jarak terapat di antara wahana sebelumnya. Ia diluncurkan tahun 2018 dan saat ini jaraknya 24 juta km dari Matahari. Meski angka itu tampak jauh, sebenarnya amat dekat di antariksa, kurang dari separuh jarak antara planet Merkurius dengan Matahari.

Kiriman data dari Parker diharapkan membantu menyingkap beberapa misteri, termasuk kenapa atmosfer Matahari yang disebut sebagai korona, ratusan kali lipat lebih panas dibandingkan permukaannya. Kemudian juga asal muasal persis angin surya atau angin Matahari.

Angin surya yang tidak bisa diprediksi itu mampu memicu gangguan pada bidang magnetis planet kita dan bisa mengacaukan teknologi komunikasi di Bumi.

"Tiga kali pendekatan wahana sejauh ini spektakuler. Kami bisa melihat struktur magnetis dari korona, yang memberitahu kita bahwa angin Matahari muncul dari lubang kecil korona," kata Profesor Stuart Bale dari University of California, Berkeley.


"Kami melihat aktivitas impulsif, pancaran besar atau peralihan kembali (switchbacks), yang kami pikir berhubungan dengan asal muasal angin Matahari. Dan kami juga terkejut dengan keganasan lingkungan debu di Matahari," papar dia.

Sebelumnya, ilmuwan mengamati bahwa angin Matahari tampak punya dua komponen, satu yang cepat bergerak sekitar 700 kilometer per detik dan jenis yang lambat bergerak di bawah 500 kilometer per detik. Adapun asalnya belum diketahui.

Wahana Parker telah melacak bahwa angin Matahari jenis yang lambat, kembali ke lubang korona di sekitar ekuator Matahari yang sebelumnya belum diobservasi. Pengamatan Parker juga mungkin menjelaskan kenapa korona begitu panas.

Parker nantinya akan terbang begitu dekat dengan Matahari sampai jarak 6 juta kilometer dari permukaannya. Itu 7 kali lebih dekat dari misi sebelumnya, Helios 2 yang diterbangkan tahun 1976.

Kondisi ekstrim yang dihadapi Parker butuh material khusus dan desain pesawat tak konvensional. Tameng panasnya dari keramik putih, dapat menghadapi temperatur sampai 1.400 derajat Celcius. Ia bergerak amat cepat, diperkirakan tembus 700 ribu kilometer per jam pada tahun 2024.
Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video CHAPEA: Rumah Cetak 3D Buat Latihan ke Mars!"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)
Berita Terkait