Adalah Syahrul Abidin dan Nizar Ainul Yakin meraih juara pada kompetisi yang diselenggarakan Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah kami berdua berhasil jadi pemenangnya. Kalau yang kontes ada 30 peserta, tapi yang gagal pas seleksi awal ratusan jumlahnya," kata Syahrul di MAN 2 Tasikmalaya, Rabu (20/11/2019).
Tidaklah mudah meraih prestasi membanggakan ini, lantaran ekstrakurikuler robotik di MAN 2 Tasikmalaya baru berdiri tiga tahun. Selain belajar otodidak, keduanya juga mendapat bimbingan dari gurunya.
Mereka mengikuti dengan tekun ekskul robotik yang dibimbing oleh pelatih dari Universitas Negeri Siliwangi. Syahrul dan Nizar mengharumkan Tasikmalaya berkat memenangkan kompetisi tersebut.
![]() |
"Baru ikut pertama kali di ajang robotik tingkat nasional. Alhamdulillah bisa menjuarainya. Insyaallah kita akan terus berinovasi dengan karya-karya robot lainnya," kata Nizar.
Kedua remaja ini mengusung tema robot pendeteksi suhu lingkungan. Robot tersebut mampu mendeteksi suhu, panas, suara ultrasonik, gerakan hingga titik api. Robot itu berguna untuk menggantikan manusia memasuki wilayah yang berbahaya seperti lokasi rawan kebakaran.
Data dari robot masuk server di komputer sebagai acuan untuk melakukan tindakan pencegahan bahaya lingkungan. "Jadi robot kami ini pendeteksi suhu panas, suara, gerakan benda asing hingga sensor cahaya, serta api dan ultrasonik. Kegunaannya mendeteksi suhu dan keadaan lingkungan jika terjadi hal yang bisa membahayakan manusia," tutur Nizar.
Raih manis menjuarai kompetisi ini, menurut Nizar, berkat ketekunan belajar tentang pemograman dan mengkolaborasikan prototipe pada robot dengan sensor-sensor pendeteksi kondisi lingkungan.
"Di dalam robotnya, selain ada otak mesin, juga sensor cahaya LDR, sensor flame pendeteksi UV atau api suhu panas. Termasuk sensor magnetik dan ultrasonik agar robot ini sensitif terhadap suhu, cahaya, titik api di sekitar kondisi lingkungan. Cara operasinya pakai batere dan WiFi," ujar Nizar.
Proses pembuatan robot ini mendapat dukungan penuh pembimbing serta pihak sekolah MAN 2 Tasikmalaya. Pihak sekolah memberikan modal untuk merakit robot, sementara guru pembimbing dengan telaten dan sabar mengarahkan anak didiknya untuk menyempurnakan robot ini.
"Kendala banyak. Tapi anak-anak ini hebat, dia punya tekad keras dengan kemampuannya hingga akhirnya berprestasi membanggakan," ucap Ariz Ikbal Arrizal, guru pembimbing.
Pihak sekolah mengapresiasi dua peserta didiknya yang berprestasi pada ajang kontes Robotic Madrasah Tingkat Nasional. "Akan ada reward, karena ini prestasi membanggakan buat kami MAN 2 Tasikmalaya," tutur Uus Wardiana.
(rns/rns)