Heboh Indonesia Akan Dilanda 3 Tahun Kekeringan, Ini Faktanya
Hide Ads

Heboh Indonesia Akan Dilanda 3 Tahun Kekeringan, Ini Faktanya

Agus Tri Haryanto - detikInet
Selasa, 19 Nov 2019 10:57 WIB
Foto: BMKG
Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa konten yang beredar di YouTube terkait akan terjadinya kekeringan selama bertahun-tahun di Indonesia adalah hoax.

Dalam video tersebut, disebutkan bahwa kekeringan akibat dampak global warming yang berlangsung sangat lama, yaitu pada 2019-2022. Video yang diunggah oleh akun YouTube Ummu Al Fatih 2 ini juga mencatut nama BMKG.

"BMKG pastikan isu global warming 2019-2020 adalah hoax," tegas BMKG dikutip melalui akun Twitter milikinya @InfoHumasBMKG, Selasa (19/11/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



BMKG menjelaskan isu hoax tersebut mengaitkan kekeringan panjang dan potensi El Nino pada tahun 2020. BMKG mengatakan informasi ini dapat menimbulkan keresahan dan kepanikan di masyarakat.

Menanggapi pemberitaan tersebut, BMKG menjelaskan beberapa hal:

1. Informasi yang disampaikan tidak benar karena BMKG tidak memprediksikan kekeringan panjang bertahun-tahun dan pada tahun 2020 tidak teridentifikasi akan terjadi el-nino kuat. Lembaga NOAA dan NASA (Amerika) serta JAMSTEC (Jepang) memprediksikan hasil yang serupa.

2. BMKG memprediksikan tidak ada potensi anomali iklim pada tahun 2020, baik di Samudera Pasifik maupun Samudera Hindia yang berdampak pada curah hujan di wilayah Indonesia. Curah hujan akan cenderung sama dengan pola iklim normal (klimatologisnya).

3. El nino lemah tahun 2019 telah dinyatakan berakhir pada akhir Juli lalu, dan kondisi netral masih berlanjut hingga akhir tahun 2019.

4. Hal ini menandai tahun 2020 nanti diperkirakan tidak ada potensi anomali iklim yang berdampak pada curah hujan di wilayah Indonesia. Curah hujan akan cenderung sama dengan pola iklim normal (klimatologisnya).

Saat ini di Bulan November 2019, sebagian wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Selanjutnya musim kemarau umumnya akan dimulai pada bulan April - Mei hingga Oktober 2020.

5. BMKG terus memantau perkembangan cuaca, iklim, gempa bumi & tsunami selama 24 jam, serta selalu menginformasikannya pada masyarakat dengan pemutakhiran. Apabila terdeteksi adanya perkembangan fenomena atau gejala anomali, akan segera diinformasikan melalui kanal resmi BMKG.




(agt/fyk)