Langka karena gerhana bulan total nanti melibatkan bulan purnama yang kedua kalinya terjadi dalam sebulan, yang dikenal sebagai Blue Moon. Itu karena bulan purnama 2018 pertama kali menyapa di malam tahun baru. Peristiwa itu, seperti detikINET kutip Space (2/1/2018), adalah sebuah pertunjukan alam yang sudah tidak terjadi lebih dari 150 tahun.
Gerhana Bulan Total ini menunjukkan aktivitasnya tengah malam. Wilayah di Samudera Pasifik akan menikmati fenomena tersebut. Selain itu, Asia Tengah dan Tenggara, yaitu Indonesia, kemudian Selandia Baru dan sebagian besar Australia juga turut menikmati Gerhana Bulan Total.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk masyarakat Indonesia, fenomena ini seakan-akan menjadi pelengkap. Sebelumnya pada 2016, Indonesia merasakan adanya Gerhana Matahari Total yang membuat gelap sebagian wilayahnya, yang kini akan dilengkapi Gerhana Bulan Total hanya dalam kurun waktu tiga tahun.
Secara ilmiah, Gerhana Matahari Total adalah peristiwa sejajarnya Matahari ditutupi Bulan hingga menggelapkan sebagian wilayah di Bumi dan itu terjadi pada siang hari.
Sedangkan Gerhana Bulan Total terjadi tatkala posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berbaris sempurna dan berlangsung di malam hari.
NASA menyebutkan, Gerhana Bulan Total ini akan berlangsung tiga jam 23 menit. Namun fase totalnya terjadi selama satu jam 16 menit.
Berbeda dengan Gerhana Matahari, saat Gerhana Bulan tidak ada pantangan untuk menyaksikannya. Sebab, cahaya yang dipancarkan tidak seterang saat kondisi siang hari. Dengan demikian, ketika melihat Gerhana Bulan Total tidak memerlukan peralatan khusus.
Jangan lewatkan momen langka ini dengan mengirimkan informasi seputar fenomena Super Blue Blood Moon di sekitar kalian ke pasangmata.com. (fyk/rou)