Dalam eksperimen itu, si hewan dapat bertahan hidup. Pencapaian tersebut melewati rekor Tardigrade sebelumnya, yang berhasil selamat setelah membeku selama sembilan tahun.
Kemampuan tersebut memang dimiliki oleh Tardigrade, yang merupakan extremophile, yaitu organisme yang memiliki kemampuan bertahan hidup luar biasa, terlebih saat melewati kondisi paling ekstrem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi dilakukan para ahli kriobiologi National Institute of Polar Research di Tokyo, Jepang. Spesimen yang digunakan diambil dari Showa Station di Antartika pada November 1983.
Sebetulnya, mereka berniat untuk mengumpulkan beberapa lumut, namun di salah satu sampel yang mereka ambil terdapat dua Tardigrade dengan sebuah telur. Lumut ini pun dibawa ke Jepang untuk disimpan selama 30 tahun dan enam bulan dengan temperatur -20 derajat Celsius.
Ketika membeku, hewan ini masuk ke fase bernama cryptobiosis, yaitu saat metabolisme mereka dikurangi hingga tingkat yang tidak dapat dideteksi untuk melewati kondisi yang sangat ekstrem. Dalam fase tersebut, sebuah organisme tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Para peneliti menemukan beberapa kondisi yang dapat dialami sebuah organisme agar tetap bertahan hidup dalam fase crytobiosis, seperti kekeringan ekstrem, tekanan osmosis, defisiensi oksigen, dan pembekuan. Uniknya, Tardigrade berhasil melewati empat kondisi tersebut.
Pada Maret 2014, para peneliti mengambil sampel dari ruang penyimpanan dan mulai mencairkannya. Mereka berhasil 'menghidupkan kembali' sebuah telur dan dua Tardigrade beku, yang diberi nama SB-1.
Awalnya, sampel ini mulai melakukan pergerakan melalui sepasang kaki mungilnya pada hari pertama. Lalu, saat hari kelima, mereka mulai menggerakan badan dan ketiga pasang kaki yang lain, namun pergerakan tersebut masih lambat.
Setelah mampu mengangkat badannya pada hari keenam, mereka mulai merangkak pada permukaan mirip agar-agar saat hari kesembilan. Akhirnya, pada hari ke 13, sampel tersebut sudah mulai mengkonsumsi makanan yang disediakan.
"Jadi, butuh sekitar dua minggu bagi SB-1 untuk mulai bergerak dan makan secara normal setelah dibekukan. Menariknya, mereka masih mampu memproduksi 19 telur, dengan 14 diantaranya berhsail menetas. Tidak ada anomali yang ditemukan dalam penelitian tersebut," ujar salah satu peneliti, seperti dilansir detikINET dari Gizmodo pada Senin (13/11/2017).
Dengan mempelajari hewan-hewan dengan kemampuan crytobiosis, para peneliti mampu mempelajari lebih banyak mengenai extremophiles dan bagaimana mereka mampu selamat dari kondisi paling sulit sekali pun.
Kemajuan dari bidang ini diprediksi juga mampu memberikan pengaruh bagi dunia pengobatan, terapi, hingga tindakan operasi.
Meskipun pencapaian Tardigrade sudah sangat luar biasa, namun 30 tahun bukan sebuah rekor tertinggi bagi organisme yang dibekukan. Adalah Tylenchus polyhypnus, sejenis nematoda, yang memegang rekor tersebut karena mampu selamat setelah membeku hampir 39 tahun. (fyk/fyk)