"Kami sudah melakukan berbagai penelitian yang fokus menemukan skenario kiamat di Bumi, seperti fenomena supernova yang dapat menghapuskan ras manusia. Namun tidak ditemukan penyebab punahnya Tardigrade," kata David Sloan, peneliti dari Departemen Fisika Oxford University, seperti dilansir detikINET dari Daily Mail pada Senin (13/11/2017).
"Karena kita tengah memasuki sebuah babak dalam astronomi yang memungkinkan kita melihat banyak exoplanet, kami harus mencoba seberapa rapuh makhluk terkuat ini di luar angkasa sana," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena hewan ini memiliki karakteristik biologis yang unik, mereka hanya mati jika seluruh lautan di Bumi mendidih. Beberapa asteroid dan planet kerdil seperti Vesta dan Pluto memang memiliki massa yang cukup untuk meningkatkan suhu laut hingga mendidih.
Namun, menurut penelitian tersebut, masih belum ada satu pun objek luar angkasa yang dapat memasuki orbit Bumi sehingga menimbulkan ancaman bagi Tardigrade.
Selain itu, mendidihnya lautan juga dapat disebabkan oleh ledakan bintang yang memiliki jarak 0,14 tahun cahaya dari Bumi. Namun, bintang terdekat dari planet ini, Matahari, masih berjarak empat tahun cahaya, sehingga sangat kecil kemungkinan meledaknya sebuah bintang besar yang memiliki jarak cukup dengan dengan Bumi.
Berbicara pancaran sinar gamma, layaknya ledakan bintang, kejadian tersebut juga memiliki kemungkinan yang sangat minim agar benar-benar terjadi.
Penemuan ini menandakan, meskipun terjadi kepunahan bagi berbagai macam spesies, sebuah kehidupan dapat tetap bertahan hidup dari segala bentuk bencana.
Para peneliti menambahkan, makhluk semacam Tardigrade mungkin saja berada di sisi lain antariksa. "Jika Bumi memiliki Tardigrade sebagai makhluk tertangguh, bukan tidak mungkin exoplanet di luar sana juga memiliki makhluk serupa," pungkas Sloan. (rns/rns)