Para ahli astronomi mendeteksi sebuah sabuk debu yang dingin di sekeliling bintang tersebut. Jika digabung, massa seluruh material yang terdapat di dalam sabuk tersebut kurang lebih setara dengan 100 kali dari massa Bumi.
Suhu dari sabuk tersebut pun sangat dingin, yaitu -230 derajat Celsius, mirip dengan temperatur yang dimiliki oleh sabuk Kuiper. Hal tersebut mengindikasikan Proxima Centauri berpotensi memiliki sistem planet sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, para peneliti telah menemukan sebuah planet yang mengitari Proxima Centauri pada Agustus 2016. Planet berbatu yang diberi nama Proxima b ini memiliki massa 1,3 kali lebih besar dari Bumi dan cukup hangat untuk memiliki air di permukaannya.
Olivier Guyon, pemburu planet dari NASA mengatakan, penemuan tersebut memberikan pencerahan bahwa bintang terdekat dengan Bumi memiliki planet berbatu yang berada di zona layak huni. "Ini benar-benar mengubah peta permainan dalam pencarian planet layak huni," katanya.
Para ahli astronomi pun semakin penasaran dengan apa yang dapat dicari lagi di sekitar Proxima Centauri.
Menggunakan teleskop Atacama Large Millimeter Array (ALMA) di Chile, sebuah tim peneliti berharap mereka dapat mendeteksi gugusan asteroid di dalam Proxima Centauri, layaknya sabuk asteroid di antara Mars dan Jupiter atau Sabuk Kuiper yang mengorbit Neptunus dalam sistem tata surya.
"Bagi kami, ketika terdapat sebuah planet yang mengelilingi bintang, pasti ada sabuk asteroid," ujar Enrique Macias, ahli astronomi dari Boston University sekaligus salah satu anggota tersebut.
Ia juga mengatakan, bintang tersebut tidak hanya memiliki sebuah sabuk debu. "Mungkin akan terdapat tiga kawasan yang dipenuhi oleh debu di sana," dia menambahkan.
Hal tersebut didasari data yang dikumpulkan melalui ALMA, yang mengindikasikan terdapat dua sabuk debu tambahan di Proxima Centauri, namun observasi lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikannya.
"Penelitian yang kami lakukan sepertinya mengarah pada penemuan planet-planet berikutnya, karena kami melihat banyak hal kompleks. Nantinya, kami akan mendeteksi sistem planet lain seperti sistem tata surya secara pasti," pungkas Enrique Macias (rns/fyk)