Review Poco M3, Apa Iya Jadi New Entry Level Killer di Indonesia?
Hide Ads

Review Poco M3, Apa Iya Jadi New Entry Level Killer di Indonesia?

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Selasa, 09 Feb 2021 06:36 WIB
Jakarta -

Xiaomi menggembar-gemborkan Poco M3 sebagai ponsel entry level killer di Indonesia, karena menawarkan bermacam hal yang lebih tinggi dibanding ponsel di kelas harganya, utamanya tentu spesifikasi.

Namun, sebuah ponsel tentu tak bisa dinilai dari sekadar spesifikasinya saja. Apa iya Poco M3 ini punya kemampuan lebih tinggi dari ponsel lain sekelasnya? Yuk simak ulasan di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Desain

Lazimnya ponsel di kelas harga ini menawarkan bodi plastik, begitu juga Poco M3. Namun Poco menggunakan pendekatan yang berbeda, mereka menggunakan plastik dengan tekstur seperti kulit.

Tekstur ini membuat bodi belakang Poco M3 tak terasa seperti plastik, dan terasa nyaman digunakan dan tak licin karena teksturnya. Atau malah mungkin bisa juga disebut terasa lebih premium.

ADVERTISEMENT
Poco M3Poco M3 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Namun jika tetap lebih nyaman menggunakan case, Poco juga menyertakan case silikon dalam paket penjualan. Meski menurut kami, bodi Poco M3 sudah cukup nyaman digenggam, sehingga rasanya tak wajib menggunakan case.

Pada bagian kanan ada tombol volume dan tombol power yang menyatu dengan sensor sidik jari, yang sangat gegas dalam mengenali sidik jari.

Lalu dari segi warna, Poco juga berani menyediakan bermacam warna yang mencolok. Biru dan kuning, atau yang lebih kalem ada juga warna hitam, seperti unit review yang diterima detikINET ini.

Layar

Poco M3Poco M3 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Oh ya, layar Poco M3 juga punya resolusi 1080p dan berukuran 6,53 inch. Cukup nyaman untuk menonton video dari bermacam platform seperti YouTube, Netflix, dan lainnya. Hanya saja tingkat kecerahannya agak kurang tinggi untuk pemakaian luar ruangan di siang hari yang terik.

Untuk menonton, selain layarnya yang mumpuni (untuk kelas harganya), speaker stereonya pun memuaskan. Suaranya cukup lantang, baik untuk menonton video ataupun mendengarkan lagu.

Ingin mendengarkan memakai earphone? Tenang, masih ada port audio 3,5mm di ponsel ini. Sementara pengisian baterainya menggunakan port USB-C. Ada slot untuk dua kartu SIM dan sebuah microSD yang terpisah, alias bisa dipasang sekaligus ketiganya.

Selanjutnya Performa

Performa

Tak seperti ponsel entry level lain, Poco M3 menggunakan Snapdragon 662, dengan kapasitas RAM dan storage (pada unit review kami) 6GB/128GB. Kombinasi ini di atas kertas sangat tinggi untuk kelas harganya.

Hanya saja, saat kami pertama menyalakan Poco M3, ponselnya terasa agak lemot. Hal ini sebenarnya wajar karena ponsel akan menarik banyak data dari internet, seperti akun pengguna dan bermacam data lainnya.

Performa yang agak lemot ini langsung hilang beberapa jam setelah dinyalakan, dan juga setelah menerima pembaruan OS. Oh ya, Poco M3 yang kami terima sudah mendapat setidaknya 2 kali pembaruan OS sejak pertama kami keluarkan dari boks penjualannya.

Poco M3 menjalankan Android 10 yang dibalut MIUI 12, lengkap dengan Poco Launcher. Tampilan antarmukanya 'Xiaomi banget', namun secara default sudah disertakan App Drawer.

Baterai yang dipakai berkapasitas 6000 mAh, dan selama pengujian, sangat sulit menghabiskan baterai ini dalam sehari. Setelah diisi penuh pada pagi hari, dan digunakan untuk keperluan menonton, mendengarkan lagu, dan akses media sosial, baterainya bisa tersisa 30-40% pada keesokan harinya.

Poco M3Poco M3 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Pengisian baterainya bisa dilakukan dengan daya maksimal 18W, namun charger yang disertakan sebenarnya bisa mendukung sampai 22,5W. Pengisian baterai dari kosong sampai penuh membutuhkan waktu di atas 2 jam. Ini wajar karena baterainya memang berkapasitas besar.

Untuk bermain game, kami menjajal Poco M3 dengan dua game. yaitu PUBG Mobile dan Genshin Impact. PUBG Mobile dengan pengaturan Balanced dan frame rate Medium bisa berjalan dengan lancar tanpa adanya stuttering alias ngelag.

Namun nasibnya beda dengan Genshin Impact. Bahkan pada pengaturan paling rendah, seringkali terjadi stuttering. Ya, memang Genshin Impact adalah game yang kelewat berat, bahkan spesifikasi kelas flagship dengan Snapdragon seri 8 pun terkadang terjadi stuttering pada pengaturan maksimal.

Selanjutnya kamera

Kamera

Kami tak akan membahas panjang lebar soal kamera di Poco M3. Kamera belakangnya ada tiga, kamera utama 48 megapixel, kamera makro 2 megapixel, dan depth sensor 2 megapixel.

Kamera makro dan depth sensor sebaiknya dianggap sebagai bonus saja. Namun kamera utamanya terbilang mumpuni untuk ponsel di kelas harga ini. Pemotretan di kondisi cukup cahaya terbilang baik. Sementara untuk kondisi kurang cahaya, sebaiknya Night Mode diaktifkan, karena hasilnya akan lebih bagus ketimbang mode normal.

Poco M3Poco M3 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Kamera belakang ini tersimpan dalam bagian yang unik, yaitu menghabiskan sekitar seperempat bagian belakang ponsel. Lengkap dengan tulisan Poco di sampingnya. Di bawah ini adalah beberapa hasil jepretan kamera Poco M3.

Kamera Poco M3Hasil kamera Poco M3 Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati

Kamera Poco M3Hasil kamera Poco M3 Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati
Kamera Poco M3Hasil kamera Poco M3 Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati
Kamera Poco M3Hasil kamera Poco M3 dalam mode makro. Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati

Opini detikINET


Klaim Poco M3 sebagai ponsel entry level killer mungkin ada benarnya. Spesifikasinya lebih tinggi dibanding pesaingnya. Desainnya unik, tak terlihat seperti ponsel entry level.

Kamera pun cukup baik untuk ponsel di kelas harganya (Rp 2,3 juta untuk unit yang kami uji). Klaim Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse jelas tak mengada-ada saat menyebut Poco M3 sebagai pendobrak standar spesifikasi dan desain ponsel entry level di Indonesia.

Halaman 2 dari 3
(asj/afr)