Jarak kelahiran Sony Xperia Z3 sejatinya terhitung pendek dari 'sang kakak', Z2. Alhasil, banyak yang penasaran, mampukah Sony mendongkrak performa Z3 dalam waktu singkat?
Fitur kamera dan anti air/debu masih menjadi andalan ponsel flagship Sony ini. Sisi hardware juga mengalami peningkatan untuk memberikan performa lebih baik.
Dengan desain yang sedikit berbeda, ponsel berbanderol Rp 8 jutaan ini masih menjadi harapan utama Sony untuk bersaing di ranah premium.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Desain Tak Lagi Kaku
|
Sedikit perbedaan, kali ini keempat sisi: atas, bawah, kiri, dan kanan dibuat melengkung. Tidak lagi rata seperti Xperia Z1 atau Z2. Dari segi penampilan memang hal tersebut membuat Xperia Z3 terlihat tidak terlalu kaku seperti pendahulunya.
Akan tetapi kenyamanan saat meletakannya di tangan sedikit berkurang dan membuat perangkat tidak terasa mantap di tangan.
Penggunaan material kaca pada kedua sisi juga membuat Xperia Z3 sangat mudah menjadi kotor akibat bekas-bekas jari tangan. Jadi bagi yang kelak ingin memiliki Xperia Z3 dan ingin perangkatnya terus terlihat keren, ada baiknya menyiapkan lap khusus untuk membersihkannya.
Letak tombol fisik tidak mengalami perubahan sama sekali. Tombol power berwarna silver yang sudah menjadi ciri khas tetap ada di sisi kanan perangkat.Β Di bawahnya terdapat dua tombol lainnya yaitu sebuah volume up/down dan juga tombol shutter kamera.
Sertifikasi IP 65/68 tentu hadir pada perangkat premium Sony ini untuk memberikan jaminan anti air dan debu. SIM card untuk sebuah nano SIM ada di balik penutup khusus khas Sony yang letaknya berada di atas tombol power.
Masih di tempat yang sama, Sony juga menyertakan sebuah slot micro SD dengan dukungan hingga 128 GB. Sedangkan di sisi sebaliknya sebuah port micro USB untuk charging bersanding dengan konektor untuk dock charging yang sepertinya hampir tidak akan digunakan.
2. Multimedia Kelas Atas tapi Bukan yang Terbaik
|
Selain X-Reality, pengguna juga bisa mengubah dukungan yang ada ke mode super vivid. Pada super vivid, gambar menjadi lebih tinggi dari segi saturasi sehingga warna terlihat lebih menyala.
Selain itu, masih di menu setting layar, pengguna bisa mengatur tingkat white balance dari layar. Pengaturan ini rasanya sudah tidak perlu diutak-atik lagi kecuali bagi pengguna yang punya preferensi tersendiri.
Selain didukung layar berkualitas yang sangat mendukung untuk konsumsi konten multimedia, Xperia Z3 juga dibekali dua buah speaker stereo di bagian depan, tepat di atas dan bawah layar.
Meski kualitasnya belum sebaik BoomSound pada HTC One M8, dan kerap ada sedikit distorsi saat volume ada pada kondisi maksimal, tapi output suara yang dihasilkan sudah sangat mencukupi demi meningkatkan kenyamanan saat menonton video, mendengarkan musik, atau bermain game.
3. Performa Bagus, Tapi Gitu-gitu Aja
|
Dengan melihat data di atas, tidak heran jika performa tidak menawarkan peningkatan yang signifikan dari Xperia Z2. Bukan hal yang buruk memang karena Xperia Z3 ini tetap mampu mengakomodasi berbagai macam tugas dengan baik.
Angka 43.391 Pada pengujian benchmark via Antutu dan 967 (Single-Core), serta 2.657 (Multi-Core) pada Geekbench sudah cukup mencerminkan kemampuan dari perangkat yang berjalan pada Android KitKat 4.4.4 ini.
Tidak ada lag sama sekali dalam penggunaan sehari-hari untuk akses social media, chat, browsing, atau gaming berat sekalipun.Β
Kapasitas baterai sedikit turun dari 3.200 mAh menjadi 3.100 mAh. Mengecewakan? Tidak. Dengan kapasitas tersebut, ponsel andalan Sony tetap mampu menemani hari sekitar 24 jam dalam sekali charge saja dengan screen on time hampir mencapai 5 jam lebih.Β
Stamina mode yang menjadi ciri khas Sony juga terbukti sangat membantu mengurangi konsumsi daya ketika kapasitas baterai ponsel berada dalam kondisi kritis.
4. Kamera yang Tetap Hebat
|
Soal konfigurasi kamera, Xperia Z3 tidak berbeda dengan Xperia Z3 yang sudah kami review sebelumnya. Dari segi kualitas pun demikian. Ketajaman foto serta detil yang dihasilkan memang luar biasa.
Permasalahan foto menjadi blur ketika dilakukan crop tidak akan terjadi selama menggunakan setelah 20,7 MP pada ponsel ini. Akurasi warnanya pun hampir mendekati dengan objek asli.
Satu yang disayangkan dari kamera ponsel Sony adalah tidak adanya kemampuan pengaturan exposure secara otomatis lewat tap. Alhasil jika objek yang akan difoto berwarna atau dalam kondisi gelap, foto yang dihasilkan pun akan sama. Hal ini berbeda dengan ponsel flagship lain yang punya fitur tersebut.
Di bagian depan, Sony juga tidak meningkatkan resolusi 2,2 MP yang diwariskan dari Xperia Z2. Untuk standar sebuah ponsel premium saat ini, angka tersebut rasanya sudah terlalu kecil. Hasil fotonya memang tidak bisa dikatakan buruk, tapi juga tidak wah.
Untuk perekaman video, Xperia Z3 sudah bisa merekam dalam format 4K yang saat ini sepertinya sudah jadi hal wajib untuk ponsel premium. Meski hasil yang ditayangkan pada layar ponsel tidak berbeda dengan resolusi full HD 1080p, tapi upgrade ini tetap patut diapresiasi.
Hasil jepretan kamera depan.
Hasil jepretan kamera depan.
Hasil jepretan kamera belakang Z3.
5. Kesimpulan
|
Prosesor yang ada memang meningkat dari segi clock, tapi rasanya tidak memberi efek signifikan pada performa yang ditawarkan. Aspek kamera pun demikian karena memang tidak ada peningkatan resolusi pada Xperia Z3.
Β
Bagi INETers yang saat ini sudah memiliki Xperia Z2, jangan berharap sensasi yang luar biasa berbeda saat mencicipi Xperia Z3. Ya, perbedaan itu pasti ada, tapi tak terlalu signifikan.
Namun bagi pengguna yang ingin merasakan Android premium dengan kamera berkualitas tinggi, maka ponsel ini bisa jadi pilihan.
Β