Selain merambah ke segmen premium dengan flagship seperti Xperia Z3, Sony juga menyasar kelas di bawahnya lewat Xperia E3 dan E3 Dual.
E3 Dual yang akan dibahas pada review ini, sesuai namanya dapat menjalankan dua SIM card sekaligus, tapi konektivitas yang ditawarkan masih mentok di 3G. Hal tersebut berbeda dengan E3 yang sudah mendukung koneksi 4G.
Β
Spesifikasi yang diusung memang terkesan standar layaknya smartphone Android lain yang ada pada range harga Rp 2 jutaan.
Lalu apa yang bisa ditawarkan dari Xperia E3 Dual untuk penggunanya? Berikut reviewnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Desain
|
Namun dari segi material yang digunakan tentunya berbeda karena E3 Dual seluruhnya terbuat dari plastik. Meski desain mirip Xperia X3, tapi E3 Dual tidak punya sertifikasi anti air dan debu.
Tombol power serta volume, semuanya ada di sisi kanan dengan penempatan di tengah. Posisi tersebut rasanya pas dan sangat memudahkan pengoperasian.
Tidak ada konstruksi unibodi pada E3 Dual sehingga cover bagian belakang tetap bisa dibuka untuk mengakses dua buah slot micro SIM dan juga micro SD.
Meski bisa dibuka, namun baterai yang ada tetap tidak bisa diganti seperti kebanyakan ponsel lain yang tidak menganut sistem unibodi.
Ukuran yang tergolong compact membuat E3 Dual ini sangat bersahabat dengan tangan dan tentunya saku. Tidak perlu banyak usaha diperlukan ketika harus bernavigasi menggunakan satu tangan kala memakainya.
Akan tetapi menurut kami, sisi-sisi yang melengkung membuat grip genggaman berkurang sehingga ada satu-dua kesempatan kami hampir menjatuhkan ponsel ini karena kurang mantap di tangan.
2. Layar dan Performa
|
Performa dari smartphone yang ditenagai prosesor snapdragon 400 quad core 1,2 GHz dan didukung RAM 1 GB ini secara keseluruhan sudah sangat memuaskan.
Dengan harga Rp 2 jutaan, pengguna E3 Dual sudah bisa menjalankan berbagai aktivitas seperti akses media sosial, online chat, browsing, dan bermain game dengan lancar.
Kenyamanan tersebut tidak lepas dari minimnya kustomisasi yang diberikan Sony pada tampilan antar muka. Pengalaman yang ditawarkan pada user interface ponsel yang berbasis pada android kitkat 4.4.2 ini dibuat hampir layaknya stock Android hanya saja dengan tampilan yang lebih menonjolkan kesan elegan.
3. Kamera
|
Dari segi kualitas, apa yang bisa dihasilkan kamera E3 Dual sudah mencukupi untuk mengambil foto-foto harian. Akurasi warna memang terkadang sedikit kurang, namun bukan hal menjadi sebuah deal breaker.
Perekaman video sudah mendukung resolusi 1080p dengan 30 fps. Kualitas gambar ok dan ditunjang juga kualitas audio yang memadai.
Hanya cukup disayangkan resolusi kamera depan tergolong kurang karena hanya dilengkapi dengan resolusi VGA saja. Namun karena memang E3 Dual bukan smartphone untuk pencita selfie, hal tersebut bisa dimaklumi.
Secara keseluruhan E3 Dual sudah menawarkan performa yang setimpal dengan harga yang diberikan. Kinerjanya saat dipakai beraktivitas sudah memadai untuk mendukung kebutuhan pengguna ponsel pada umumnya. Sektor kameranya memang tidak wah, tapi sekali lagi, itu sudah mencukupi.
Material yang digunakan memang masih dari plastik, tapi kualitas konstruksinya tetap perlu diacungi jempol. Hanya saja pinggiran bodi yang terlalu melengkung membuat genggaman terasa kurang mantap di tangan.
Harganya yang ada di angka Rp 2 jutaan sudah cukup ramah untuk INETers yang membutuhkan ponsel hanya untuk tugas-tugas standar. Namun bila tertarik untuk menjajal koneksi 4G yang akan semakin booming di 2014, E3 yang merupakan saudara E3 Dual lebih cocok untuk dimiliki.