Campur Aduk Rasa BlackBerry Passport
Hide Ads

Review Produk

Campur Aduk Rasa BlackBerry Passport

- detikInet
Selasa, 07 Okt 2014 08:02 WIB
Campur Aduk Rasa BlackBerry Passport
BlackBerry Passport (reza/detikINET)
Jakarta -

BlackBerry belum habis. Mungkin kalimat tadi adalah pesan tersirat saat vendor yang berbasis di Kanada tersebut meluncurkan BlackBerry Passport. Ponsel ini punya keunikan tersendiri dari segi bentuknya yang tidak biasa.

Dari segi spesifikasi, BlackBerry Passport punya daftar yang memenuhi syarat untuk menjadi ponsel papan atas. Masih membidik pasar kalangan profesional dengan mobilitas tinggi, BlackBerry sepertinya memang sangat optimistis bahwa produk ini mampu bersaing dengan ponsel anyar lain seperti Samsung Galaxy Note 4 atau iPhone 6.

Setelah pemakaian selama satu minggu sejak menerimanya pada ajang peluncuran di London, berikut review detikINET untuk BlackBerry Passport.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Desain Kotak nan Solid

Poin pertama yang membedakan BlackBerry passport dengan smartphone pada umumnya adalah desain. Dari sejak bocoran gambarnya keluar di internet, publik rasanya sudah terheran-heran dengan bentuk yang diadopsi oleh ponsel yang satu ini.

Bagaimana tidak, BlackBerry Passport punya bentuk yang benar-benar kotak dengan sudut yang lancip. Sesuai dengan namanya -- Passport -- ukuran dari ponsel ini sama persis dengan sebuah paspor.
Β 
Ukuran tersebut tentu saja membuat Passport sudah masuk kategori besar. Meskipun memang bodinya tidak terlalu tebal, 9,4 mm atau setara dengan HTC One M8, menggunakan ponsel ini dengan satu tangan adalah hal yang tidak nyaman.



Karena memang menyasar segmen premium, BlackBerry Passport tentunya tidak melupakan sisi estetika. Bodinya memang dominan terbuat dari plastik, tapi adanya rangka berbahan stainless steel di sekeliling perangkat serta di sela-sela keyboard mampu membuat Passport terlihat elegan.

Selain elegan, perangkat ini juga punya konstruksi yang sangat solid. Tulisan memang rasanya tidak cukup menggambarkannya sehingga jika ada kesempatan, mungkin Anda harus merasakannya sendiri.

Highlight lain dari desain Passport adalah hadirnya keyboard fisik qwerty. Bukan sembarang keyboard, kali ini BlackBerry menanamkan beberapa fitur khusus pada keyboard tersebut yang akan kami bahas pada halaman selanjutnya.

Tombol power berada di sisi atas perangkat yang juga ditemani 3.5 mm headphone jack. Posisi tersebut menurut kami tidak pas untuk perangkat sebesar Passport. Karena memang ukuran BlackBerry Passport sudah besar, menggapai tombol tersebut butuh usaha ekstra apalagi jika hanya memegang perangkat dengan satu tangan.

Untuk mengakses SIM card, Anda bisa membuka cover belakang bagian atas. Selain SIM card, di tempat yang sama juga terdapat sebuah slot micro SD yang mendukung kapasitas up to 128 GB.



Tombol volume up & down ada di sisi kanan yang juga ditemani sebuah tombol untuk menjalankan atau mematikan file multimedia berupa musik atau video yang sedang berjalan. Sedangkan di bagian bawah terdapat dua buah speaker, port micro USB, dan juga microphone.

2. Layar Tajam, Tapi Sayang...

Berbekal bentang 4,5 inch, resolusi yang ada pada BlackBerry Passport ini adalah 1440x1440. Unik memang karena baik axis x dan y punya angka yang sama persis sehingga layarnya menjadi kotak sempurna.

Sebagian orang mungkin akan mengkritik bentuk layar yang ada, tapi kualitas yang ditawarkan bisa membuat penggunanya jatuh cinta.

Kejernihan serta ketajaman menjadi nilai plus yang sangat besar. Sama sekali tidak ada pixel yang terlihat saat memandang layarnya. Tingkat saturasi dan kontras pada warna juga kami kategorikan sangat baik.

Sudut penglihatan begitu luas sehingga dilihat dari manapun kualitas output layar tidak menurun. Menggunakan Passport di tempat terbuka dalam kondisi matahari terik tidak akan menjadi masalah karena visibilitas layarnya pun luar biasa.

Meskipun punya kualitas yang mumpuni, tapi layar yang ada sangat tidak enak untuk menikmati konten multimedia seperti video atau bermain game. Alasannya sederhana karena bentuk kotaknya tadi.

Video tidak akan bisa tampil full screen sekalipun ponsel diputar ke orientasi landscape. Sekalipun bisa di-zoom dan membuat video memenuhi layar, tetap saja ada bagian yang terpotong.Β 

Ini tentunya berbeda dengan smarphone lain yang akan menampilkan video atau game secara penuh saat layar diposisikan horizontal.

3. Tahan 40 Jam

Seperti yang saya sebutkan di awal artikel, BlackBerry Passport sudah memenuhi syarat untuk menjadi sebuah ponsel papan atas dengan spesifikasi yang dimiliki. Paling tidak untuk ukuran di atas kertas.

Dapur pacunya dimotori oleh prosesor Snapdragon 801 quad-core dengan clock 2,26 GHz, RAM 3 GB, Adreno 330 untuk GPU, dan kapasitas penyimpanan internal 32 GB yang masih bisa diekspansi dengan micro SD up to 128GB.

Kecepatan akses aplikasi pada umumnya tidak ada masalah. Semuanya bisa berjalan dengan mulus dan tanpa hambatan. Proses rendering pada saat browsing berjalan dengan cepat sekalipun website yang dibuka punya cukup banyak gambar.

Tapi meskipun sudah dibekali spesifikasi tinggi, bukan berarti tanpa kekurangan. Ada kalanya saat Passport diajak bekerja keras dengan berganti-ganti cukup banyak aplikasi dalam waktu singkat, kecepatan performanya terlihat menurun dan terjadi lag. Beberapa aplikasi seperti contohnya pemutar musik dan kamera juga bisa saja crash di tengah jalan.

Cukup disayangkan memang padahal sejatinya BlackBerry Passport punya kapasitas RAM yang besar, yaitu 3 GB. Dalam penelusuran ke opsi device monitoring, BlackBerry Passport yang kami review ini umumnya punya sisa ruang di RAM sebesar 800 MB sampai 1.2 GB, tapi belum diketahui juga kenapa masih kerap terjadi lag dan juga force close pada aplikasi.



Dugaan sementara mungkin masih ada bug di sistem operasi BlackBerry Passport yang kami review. Namun karena memang usia perangkatnya yang masih muda, kami bisa menolerirnya sambil berharap BlackBerry secepatnya melakukan update pada firmware yang ada.

Dalam promosinya, BlackBerry mengklaim bahwa baterai sebesar 3.450 mAh pada Passport sanggup bertahan hingga 30 jam. Berlebihan? Kami rasa tidak.



Selama kami menguji ponsel yang satu ini, terbukti bahwa daya tahannya sangat baik. Dalam sekali charge, butuh kurang lebih 25 jam untuk membuat baterai turun dari 100% hingga ke angka 8%.

Itu pun dalam penggunaan yang tergolong intens seperti mengirim banyak email, akses sosial media, online chat, mengetik dokumen, browsing, dll. Jika intensitas penggunaanya lebih rendah, ponsel yang satu ini mampu hidup hingga 40 jam lebih. Wow!

4. BlackBerry Assistant dan BlackBerry Blend

Sistem operasi yang disematkan pada Passport adalah BlackBerry versi 10.3. Tampilan antar muka yang dihadirkan tidak banyak berubah dibandingkan versi sebelumnya. Masih mengoptimalkan sistem swipe untuk navigasi perangkat secara keseluruhan

Pada versi teranyarnya ini BlackBerry juga menambahkan fitur baru seperti BlackBerry Assistant dan BlackBerry Blend.

BlackBerry Assistant sendiri mempunyai fungsi yang serupa dengan Google Now, Siri pada iOS, dan Cortana pada Windows Phone. Fitur ini berjalan cukup baik meskipun memang tingkat kecerdasan saat menanggapi perintah belum sebaik tiga pendahulunya.

Di tempat lain ada BlackBerry Blend yang tak kalah menarik. Pengguna bisa mengakses konten ponsel mereka di tablet atau komputer iOS, Android, OS X atau Windows device, termasuk bisa ber-BBM di PC.

Fitur BlackBerry Hub yang merupakan andalan saat pertama kali meluncurkan OS BB 10 masih bisa ditemui pada Passport. Dengan BlackBerry Hub, pengguna bisa menemukan seluruh notifikasi dari aplikasi yang terinstall dalam satu tempat.

Fitur ini memang sangat berguna, terlebih jika penggunanya tergolong sibuk dan memilki cukup banyak akun, baik email, sosial media atau platform online chatting.

Soal ekosistem aplikasi, BlackBerry jelas jauh jika dibandingkan Google Play Store atau App Store pada iOS. BlackBerry memang sudah menambahkan Amazon Appstore untuk menunjang jumlah aplikasi pada BlackBerry World yang sangat terbatas. Tapi sayangnya hal tersebut ternyata tidak cukup membantu.

Secara kuantitas memang aplikasi yang bisa dipakai meningkat, tapi tidak berbanding lurus dengan kualitasnya. Hampir semua aplikasi yang ada pada Amazon Appstore dioptimalkan untuk layar smartphone standar yang punya bagian layar memanjang, bukan layar kotak seperti pada Passport. Alhasil aplikasi tidak tampil penuh dan ada bagian yang terpotong.
Β 
Sebagai contoh adalah pada game Monument Valley yang kami beli dari Amazon Appstore. Pada saat game tersebut dimainkan, bagian atas dan bawah game terpotong cukup banyak. Akibatnya game terhenti dan tidak bisa berlanjut lagi. Uang yang kami bayarkan pun terasa sia-sia.



Alternatif menginstal aplikasi Android lewat format APK tetap bisa dilakukan seperti pada OS BlackBerry 10 versi sebelumnya. Ini cukup membantu untuk menginstal aplikasi-aplikasi populer di Indonesia seperti Path dan Instagram yang tidak tersedia di BlackBerry World atau Amazon Appstore.

Tapi perlu diingat, karena aplikasi-aplikasi tadi bukan dioptimalkan untuk BlackBerry, maka masalah seperti bug atau bahkan force close tidak bisa dihindari saat pemakaian.

5. Kamera Terbaik BlackBerry

Resolusi 13 MP di belakang serta 2 MP di depan menjadi andalan BlackBerry untuk mengisi fitur kamera mereka. LED flash, serta optical image stabilization juga dihadirkan untuk melengkapi.

Secara kualitas, ini adalah kamera terbaik yang pernah ada pada smartphone BlackBerry. Ketajaman foto bagus dengan kontras yang baik. Resolusi yang tinggi juga membuat foto dari BlackBerry Passport punya detail yang baik sehingga tidak menjadi kendala jika ingin di-crop.

Tapi cukup disayangkan tingkat akurasi warna pada foto tergolong kurang. Saturasi warna pada foto tidak cukup tinggi sehingga warna agak pudar pada foto. Proses auto focus pada kondisi low light juga sulit dan lambat sehingga menjadi pengganjal jika ingin mengambil foto di malam hari.

Di bagian video, Passport memfasilitasi perekaman resolusi 720p dan 1080p dengan pilihan 30 dan 60 fps. Hasilnya tentu saja tajam dengan kualitas audio yang baik pula. Tapi permasalahannya tetap sama seperti pada kamera foto, yaitu akurasi warna dan auto focus pada kondisi low light yang lambat. Berikut hasil jepretan BlackBerry Passport.

6. Keyboard Qwerty Ajaib

Jika saja BlackBerry Passport ini cuma menghadirkan keyboard qwerty biasa, maka bagian pembahasan ini rasanya tidak perlu kami tulis. Layout keyboardnya memang berbeda jika dibandingΒ  versi-versi sebelumnya.

Pada Passport, keyboard terdiri atas tiga baris yang mana pada baris paling bawah terselip tombol spasi. Sebagian orang, tidak terkecuali kami, yang baru menggunakan Passport pasti merasa tidak nyaman dengan penempatan tersebut karena memang aneh. Tapi dengan sedikit adaptasi, hal tadi tidak akan menjadi kendala.

Dilihat lebih lanjut lagi, keyboard fisik yang tersedia hanya untuk input huruf saja. Sedangkan untuk angka tetap pada keyboard virtual yang dimunculkan di layar. Menurut kami ini membuat pengalaman mengetik dengan keyboard fisik menjadi nanggung.

Jika memang BlackBerry ingin kembali menghidupkan kejayaan keyboard fisik qwerty, kenapa untuk bagian angka masih harus virtual?

Bayangkan saja jika BlackBerryΒ  tidak memasang keyboard fisik dan menggantinya dengan keyboard virtual secara keseluruhan tanpa mengubah dimensi dari perangkat Passport. Layar yang bisa dipasang pada perangkat bisa menjadi sangat besar dan tentunya kendala seperti terpotongnya gambar video atau game tidak akan ditemui.

Bicara soal fitur, keyboard qwerty fisik pada Passport punya keistimewaan karena sensitif pada sentuhan. Dengan menggeser jemari di atas permukaannya, pengguna bisa bernavigasi di halaman internet, timeline sosial media, dan lainnya seperti halnya menggunakan touchpad pada laptop.

Melakukan double tap di keyboard pada saat mengetik akan memunculkan bulatan pada layar yang bisa digeser-geser lewat sentuhan di atas papan ketik fisik yang ada.

Kegunaan fitur ini terasa saat menemui kalimat yangΒ  terdapat huruf typo di tengah-tengahnya. Dengan adanya bulatan tersebut, kesulitan memilih huruf yang akan dihapus di tengah-tengah kalimat bisa menjadi mudah.

7. Opini detikINET

Setelah menggunakannya selama hampir dua minggu, kami punya impresi yang campur aduk untuk BlackBerry Passport.

Konstruksi bodinya yang solid dan desain elegan, meski bentuknya tidak umum, jadi poin plus pertama untuk Passport. Dari segi kecepatan dan kenyaman akses, Passport juga jempolan. Memang kadang ada lag pada perangkat dengan RAM 3GB ini, tapi tetap saja semuannya berlangsung cepat.

Kamera menawarkan kualitas yang baik untuk penggunaan umum. Dimensi gambar yang kotak sempurna sebenarnya sangat baik untuk post ke instagram, tapi sayangnya instagram yang kami pasang lewat apk selalu crash setiap upload foto.

Baterai juga menjadi poin lain yang sangat kami sukai dari Passport. Kapasitas besar dan juga manajemen daya yang baik terbukti membuat ponsel yang satu mampu bertahan lama walau dengan intensitas penggunaan yang tinggi.

Keyboard fisik qwerty pada Passport menawarkan fitur sentuh yang terbukti berguna selama kami memakainya. Tapi absennya angka pada keyboard fisik dan diganti secara virtual membuat pengalaman yang didapat terasa nanggung.

Ekosistem aplikasi BlackBerry World tertolong dengan hadirnya Amazon Appstore. Tapi tetap saja karena memang bukan dioptimalkan untuk Passport, aplikasi tersebut tidak berjalan dengan sebaik semestinya.

Kalau memang Anda merupakan seorang profesional yang sangat mobile sampai kekurangan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan langsung di komputer, maka BlackBerry Passport adalah pendamping yang tepat. Namun jika mencari ponsel pintar yang mendukung kenyamanan mengakses multimedia, flagship BlackBerry ini bukan yang Anda butuhkan.
Β 
Jadi, mau mencicipi BlackBerry (lagi)?

Halaman 2 dari 8
(ash/ash)