Kisah 'Ajaib' Bocah Miskin Jadi Bos Google
Hide Ads

FotoINET

Kisah 'Ajaib' Bocah Miskin Jadi Bos Google

Istimewa - detikInet
Kamis, 24 Jan 2019 20:16 WIB

Jakarta - Kisah Sundar Pichai seakan keajaiban. Lahir sebagai bocah miskin di India, ia kini menjadi CEO Google, salah satu perusahaan terkuat di dunia.

Sundar Pichai saat di sekolah dasar, ia ada di posisi paling atas nomor empat dari kiri. Dia dilahirkan di selatan kota Chennai, India, pada 44 tahun yang lalu. Foto: istimewa

Ini Sundar masa remaja bersama teman-temannya di India. Siapa yang menyangka remaja itu nantinya jadi nama mentereng di jagat teknologi dunia. Foto: istimewa

Bersama orang tuanya. Ayah Sundar bekerja di konglomerasi Inggris, General Electric Company. Tapi gajinya kecil. Mereka tinggal di apartemen dua kamar bersama saudara laki-laki Sundar. Tidak ada kemewahan di masa kecil itu, tidak ada mobil bahkan televisi. Foto: istimewa

Di sinilah dulu Sundar menghabiskan masa kecilnya. Sang ayah berkisah anaknya itu sudah tertarik teknologi sejak belia. Pada umur 12 tahun, keluarga Sundar memasang telepon. Dasar punya otak cemerlang, Sundar dapat mengingat semua nomor telepon yang pernah dihubunginya.Foto: istimewa Β 

Sundar yang otaknya cemerlang sejak kecil, masuk universitas bergengsi India, Indian Institute of Technology Kharagpur mengambil jurusan metalurgi. Sundar lulus tahun 1993 dan berhasil meraih beasiswa S2 dari Stanford University di Amerika Serikat jurusan ilmu materi dan semikonduktor. Foto: istimewa

Biaya untuk tiket penerbangan dan ongkos lainnya harus ditanggung sendiri. Sang ayah, Regunatha Pichai yang jadi tulang punggung keluarga, mencoba untuk meminjam uang untuk menutupinya. Tapi ia gagal sehingga harus menguras seluruh tabungannya. Foto: istimewa

Tiba di Stanford pada tahun 1993, Sundar harus hidup hemat dan sempat homesick. Waktu itu dia sudah punya pacar di India bernama Anjali sehingga harus menjalani hubungan jarak jauh alias LDR. Pacaran lama, Anjali ini nantinya menjadi istri Sundar. Foto: istimewa

Sundar kemudian meraih gelar MBA dari Wharton School of Business sebelum memutuskan melamar ke Google pada tahun 2004. Ia pun diterima dan itulah awal karir cemerlangnya di raksasa internet tersebut. Foto: istimewa

Ayah dua anak ini langsung dipercaya memimpin tim manajemen produk software Google. Ia pun kerap tampil di panggung untuk mengumumkan produk terbaru Google. Ia berhasil membuat browser Chrome menyalip Internet Explorer. Foto: istimewa

Β Dia pun menjadi salah satu 'ekspor' India paling sukses. Ini saat dia bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi. Foto: istimewa

Ia tak lupa Tanah Airnya dan sering mengunjungi India. Ini saat dia bermain kriket, olahraga paling terkenal di negerinya itu. Dikenal sangat menghormati dan menyayangi orang tuanya sejak kecil, Sundar pun membelikan rumah mewah di India. Namun demikian, sang ayah dan ibu memilih tetap hidup sederhana dan kadang masih tetap tinggal di apartemen lama mereka.Foto: istimewa

Bersama pendiri Google Larry Page di sebelah kanannya. Kumar Sankaralingam, tetangga keluarganya, mengingat dengan jelas sosok Pichai di masa muda. "Dia sangat pemalu tapi suka berpendapat tentang apapun. Aku tak bisa percaya dia menjadi CEO Google. Itu adalah keajaiban bagi dia dan juga bagi kami. Kami sangat bangga padanya," kata dia. Foto: istimewa

Tepatnya pada tahun 2015, Sundar didapuk menjadi CEO Google menggantikan sang pendiri Google, Larry Page. Sungguh pengorbanan keluarganya mendidik dengan sepenuh hati di tengah kekurangan, dibalas dengan prestasi luar biasa olehnya. Foto: istimewa

Bersama Lionel Messi. Berada di puncak kesuksesan, ia selalu mengingat jasa orang tuanya. "Ayah dan ibuku memang melakukan banyak pengorbanan untuk memastikan anak-anaknya punya pendidikan yang baik," kenang Sundar.Foto: istimewa

Data tahun 2015 menyebutkan harta Sundar di kisaran USD 650 juta atau sekitar Rp 8,6 triliun yang tentu sudah bertambah pada saat ini. Kehidupan Sundar tampak sempurna. Ia menikah dengan kekasihnya, Anjali dan telah dikaruniai dua orang anak. Dan tinggal di lingkungan elit di Los Altos Hills, California. Foto: istimewa Β 

(/)