Ini Alasan Bill Gates Jadi Sasaran Konspirasi Corona
Hide Ads

Ini Alasan Bill Gates Jadi Sasaran Konspirasi Corona

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 08 Jun 2020 13:37 WIB
bill and melinda gates
Bill Gates dan Melinda Gates (Instagram @melindafrenchgates)
Jakarta -

Bill Gates tak henti jadi sasaran teori konspirasi Corona. Kira-kira kenapa pendiri Microsoft ini bisa sedemikian laris terkena isu yang setelah diteliti tidak punya bukti kuat itu?

"Jika ada yang membunuh lebih dari 10 juta orang di beberapa dekade mendatang, itu cenderung karena virus yang sangat menular ketimbang perang," cetusnya pada tahun 2015 di event TED, yang belakang ramai karena seolah dia sudah meramalkan kedatangan COVID-19.

Faktanya, banyak pula ilmuwan meramalkan pandemi baru, mengingat wabah penyakit rutin terjadi di masa silam. Tetapi, banyak orang percaya Gates tahu sesuatu. Teori liar lain menyebut dia ingin mengurangi populasi manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada banyak sekali konspirasi mengelilingi Bill Gates. Dia seperti boneka voodoo yang disasar para komunitas dengan konspirasi mereka sendiri," cetus Rory Smith dari lembaga pengecek fakta First Draft News.

"Dan tidaklah mengejutkan dia menjadi boneka vodoo karena dia selalu menjadi wajah kesehatan publik," tambahnya. Gates memang sangat sering berbicara soal kesehatan lantaran yayasannya Bill and Melinda Gates Foundation berkiprah di bidang tersebut.

ADVERTISEMENT

Teori tidak benar yang menghubungkan Bill Gates dengan virus Corona disebutkan 1,2 juta kali di media sosial atau televisi antara bulan Februari sampai April. menurut studi oleh New York Times dan Zignal Labs.

Menurut BBC yang dikutip detikINET, teori liar itu misalnya yayasan Bill Gates menyuntikkan vaksin ke anak-anak di Afrika dan India yang mengakibatkan ribuan kematian. Bahkan ia disebut diadili di India karena kasus itu.

Kemudian video yang menuduh Bill gates ingin menanamkan microchip ke warga sudah dilihat 2 juta kali di YouTube. Padahal tidak ada bukti sahihnya.

Jadi kenapa Bill Gates yang seharusnya menuai pujian karena upaya kemanusiaan yayasan Bill & Melinda Gates Foundation belakangan malah jadi target teori konspirasi? Menurut Profesor Joseph Uscniski dari University of Miami, pada dasarnya karena dia kaya dan terkenal.

"Teori konspirasi adalah tentang menuduh orang powerful melakukan hal-hal buruk. Teorinya pada dasarnya sama, hanya namanya saja yang beda," ujar profesor pakar ilmu politik itu.

"Sebelum Bill Gates, sosoknya adalah George Soros dan Koch bersaudara, keluarga Rothschild dan keluarga Rockefeller," paparnya.

Meskipun kebanyakan teori konspirasi itu tenggelam seiring waktu, ada yang bertahan lama. Terutama jika dikondisikan seolah ada sosok yang menjadi musuh besar dan berkaitan dengan masalah yang diperhatikan orang banyak.

"Seharusnya tidak mengejutkan bahwa orang kaya dan korporasi besar dituding melakukan konspirasi untuk menaruh chip di leher kita karena itu adalah sesuatu yang kita takuti. Ini adalah amunisi teori konspirasi yang ada sangat sangat lama," imbuhnya.

Joseph menilai konspirasi itu tidak ada benarnya walaupun banyak orang percaya. Menurut survei Yahoo News dan YouGov, 44% anggota Partai Republik di Amerika Serikat percaya Gates bakal memanfaatkan vaksin COVID-19 untuk mengimplan microchip ke kulit orang.

Teori konspirasi memang seolah benar karena sesuatu yang mungkin benar-benar terjadi disusun keluar konteks. Belum lagi eksistensi internet dan media sosial saat ini membuatnya cepat menyebar.

Halaman 2 dari 2
(fyk/fay)