Sony Setop Layanan PlayStation Store di China, Kenapa?
Hide Ads

Sony Setop Layanan PlayStation Store di China, Kenapa?

Virgina Maulita Putri - detikInet
Selasa, 12 Mei 2020 02:05 WIB
CHIBA, JAPAN - SEPTEMBER 20:  
An attendee walks past the PlayStation logo in the Sony Interactive Entertainment booth during the Tokyo Game Show 2018 on September 20, 2018 in Chiba, Japan. The Tokyo Game Show is held from September 20 to 23, 2018.  (Photo by Tomohiro Ohsumi/Getty Images)
Sony Tangguhkan Layanan PlayStation Store di China Foto: Tomohiro Ohsumi/Getty Images
Jakarta -

Sony menangguhkan layanan PlayStation Store di China daratan. Penangguhan ini dilakukan untuk upgrade sistem keamanan toko game online tersebut.

Dikutip detikINET dari Reuters, Senin (11/5/2020) Sony mengumumkan penangguhan ini lewat media sosial Weibo pada hari Minggu (10/5). Dalam pengumuman tersebut tidak disebutkan kapan layanan ini akan kembali beroperasi.

Tapi, penangguhan ini terjadi beberapa saat setelah muncul laporan di media sosial China tentang pengguna PlayStation yang bisa mengakses dan mengunduh game tidak berlisensi dari negara lain lewat backdoor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada awal bulan ini, seorang pengguna Weibo bernama 'senliyingsi' mengatakan ia telah melaporkan backdoor tersebut kepada otoritas China. Unggahannya tersebut kemudian dikritik oleh ribuan penggemar game di China.

Reuters juga menemukan beberapa penjual di platform e-commerce yang menawarkan jasa untuk membobol batasan yang ada di PlayStation Store China dengan bayaran kurang dari 5 dolar.

ADVERTISEMENT

Ketika dimintai keterangan oleh Reuters, Sony tidak menjawab apakah penangguhan ini merupakan efek dari laporan tersebut. Mereka hanya mengatakan penutupan sementara ini untuk meningkatkan keamanan layanan PlayStation Store.

Perusahaan, baik domestik maupun asing, yang ingin meluncurkan game di China harus mendapatkan lisensi dari regulator konten terlebih dahulu. Lisensi ini diberikan untuk mencegah masuknya game dengan konten yang tidak sesuai dan dianggap membahayakan, misalnya konten kekerasan.

Untuk menuruti aturan tersebut, produsen konsol game seperti Sony dan Nintendo membuka toko online khusus untuk pasar China yang berisi game yang telah disetujui regulator.

Tapi jumlah game yang ditawarkan sangat terbatas dan memaksa gamer mencari cara untuk mengakali sistem agar bisa mengakses game yang populer tapi tidak berlisensi.

Misalnya pada tahun 2019 lalu, Sony hanya menambahkan 13 game baru ke PlayStation Store China. Nintendo Switch malah hanya menawarkan tiga game di toko online-nya sejak meluncur di China pada Desember 2019.




(vmp/fyk)