Google menyebut ada 18 juta malware dan email phishing terkait COVID-19 yang berseliweran setiap harinya.
Data ini dikumpulkan Google pada minggu ke-2 pada bulan April 2020. Selain itu, mereka pun menyebut ada 240 juta pesan spam setiap hari terkait topik yang sama.
Serangan phishing dan scam yang beredar itu sama-sama memanfaatkan ketakutan dan ketakutan finansial untuk mencari perhatian dari korbannya agar mendapat respon. Jadi dengan kata lain, email scam yang sama bisa saja menggunakan subjek email yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu scam yang cukup mengkhawatirkan adalah email yang mengaku berasal dari organisasi seperti World Health Organization (WHO). Biasanya email yang mengaku dari WHO ini berusaha mencari sumbangan dana atau mengakali korban untuk mengunduh malware ke dalam perangkatnya.
Taktik lainnya adalah mengaku mempunyai informasi mengenai dana bantuan dari pemerintah untuk warga yang terdampak pandemi Corona. Salah satu target empuk untuk serangan phishing ini adalah para pekerja yang bekerja secara remote dari rumah.
Untuk para pekerja yang bekerja dari rumah ini para scammer akan berpura-pura menjadi pihak perusahaan tempat mereka bekerja, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Jumat (17/4/2020).
Untungnya, klaim Google, perlindungan berbasis kecerdasan buatan bisa memblokir 99,9% trik spam, phishing, dan malware sebelum mencapai orbannya. Google pun mengaku bekerja sama dengan WHO untuk mengimplementasikan Domain-based Message Authentication, Reporting, and Conformance (DMARC) untuk mempersulit para scammer berpura-pura menggunakan domain who.int.
Google juga memberi tips agar tak tertipu oleh trik para dedemit maya ini, yaitu jangan mengklik link apa pun di email yang tak jelas sumbernya, melaporkan email phishing, dan memastikan keaslian alamat URL sebelum menyerahkan informasi ke suatu situs.
(asj/asj)