Meski proyek Palapa Ring telah diresmikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Oktober 2019, ternyata kesenjangan akses internet di Indonesia belum selesai.
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) selaku badan di bawah Kementerian Kominfo yang mengurusi ketersediaan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, mengaku masih ada pekerjaan rumah hingga negeri ini benar-benar merdeka sinyal.
"Dengan hadirnya Palapa Ring ini sudah selesai urusan, persinyalan, atau broadband di Indonesia, itu pesan yang sampai ke publik," kata Direktur Utama Bakti Anang Latif di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi, kita di industri ini paham kalau Palapa Ring baru sebagian, sebagian belum tuntas menghadirkan sinyal. Masyarakat mungkin tahunya sinyal, 'ini sinyal sudah jadi atau belum?'. Apakah itu 3G, 4G, atau sinyal WiFi," ucapnya menambahkan.
Sekedar informasi, Palapa Ring adalah proyek nasional pembangunan tulang punggung kabel serat optik, khusus untuk menjangkau daerah yang belum tersentuh internet alias daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). Itu artinya, infrastruktur ini perlu ditarik lagi untuk sampai ke masyarakat.
Anang menyebutkan saat ini baru 17 operator yang memanfaatkan Palapa Ring, baik paket barat, tengah, maupun timur. Bakti pun terus menyoalisasikan potensi pasar di daerah tersebut kepada para perusahaan.
Seperti yang dilakukan Bakti pada hari ini, menggelar seminar untuk mendorong para penyelenggara telekomunikasi menangkap peluang bisnis di daerah 3T.
"Bagaimanapun kami kerja sama dengan operator karena lisensi ada di operator sebagai penyelenggara. Kami juga terbuka terkait masukan, skema bisnis, demi masyarakat merasakan internet cepat," ujar Anang.
Kita sudah merasakan 3G dari 2005, lalu 4G, mereka 2G baru-baru ini, bahkan ada yang belum. Sudah terlalu lama mereka menantikan. Segala cara kami upayakan sinyal hadir," pungkasnya.
(fyk/fay)