Perusahaan riset asal Prancis, Ipsos menyebut GoPay menempati urutan pertama yang memimpin pasar dari empat dompet digital yang ada di Indonesia. Hal tersebut dilihat dari tiga indikator, yaitu jumlah transaksi pertama, jumlah transaksi mereka yang pernah menggunakan dompet digital, dan jumlah transaksi berulang.
Penelitian Ipsos bertajuk 'Evolusi Industri Dompet Digital: Strategi Menang Tanpa Bakar Uang' juga menemukan bahwa GoPay merupakan dompet digital yang paling banyak dikenal oleh generasi milenial dan Z (58%), disusul dengan Ovo (29%), DANA (9%), dan LinkAja (4%).
Dalam meneliti lebih lanjut tentang pengalaman generasi muda dalam mengadopsi dompet digital, Ipsos menemukan bahwa 71% dari generasi muda termotivasi untuk menggunakan dompet digital pertama kalinya kalinya karena adanya promo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bayar SPP Bisa Via GoPay, OVO Mau Ikutan? |
Namun, seiring mereka terbiasa dengan kenyamanan yang ditawarkan dompet digital, loyalitas mereka tidak lagi ditentukan semata-mata oleh promo. Beberapa aspek yang diinginkan oleh konsumen dari dompet digital adalah kenyamanan (68%), promosi (23%), dan keamanan (9%).
Research Director Customer Experience, Ipsos Indonesia Olivia Samosir, mengungkapkan penelitian ini unik karena pertama kalinya pihaknya menanyakan ke konsumen generasi muda tentang kesediaan mereka untuk tetap menggunakan dompet digital tanpa promo.
"Ternyata 54% dari konsumen mengatakan akan tetap menggunakan GoPay meskipun tidak ada promo. Kategori konsumen ini bisa disebut sebagai 'pengguna organik'. Sisanya, 29% akan tetap menggunakan Ovo, 11% tetap menggunakan DANA, dan 6% menggunakan LinkAja," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/2/2020).
Olivia mengatakan loyalitas konsumen untuk tetap menggunakan dompet digital tanpa promo tergantung pada kualitas layanan. Hasil penelitian menyebut GoPay mempunyai pengguna organik tertinggi karena konsumen menilai GoPay paling unggul dalam aspek keamanan (76%), kepraktisan (77%), inovasi (72%), layanan pelanggan (73%), serta dapat diterima di mana-mana (76%).
Menanggapi hasil penelitian Ipsos, Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata mengatakan sejak awal berdiri, promosi bukan menjadi strategi utama GoPay untuk mendapatkan dan mempertahankan konsumen.
"Karena kami menilai bahwa promosi saja tidak cukup untuk menciptakan loyalitas. Oleh karena itu, GoPay senantiasa mengembangkan layanan berkualitas dan customer experience yang aman, mudah, dan praktis, sambil tetap membuat program promo yang strategis dan tepat sasaran sesuai segmen konsumen yang membutuhkan," ujarnya.
Lebih lanjut Budi mengatakan, salah satu keunggulan GoPay adalah sangat cermat dan strategis dalam mengombinasikan strategi promosi yang efektif dengan strategi perluasan fungsi. Alhasil GoPay bisa digunakan sebagai alat pembayaran untuk berbagai kebutuhan transaksi sehari-hari konsumen.
"Kecermatan kami dalam mengkombinasikan dua strategi inilah yang membuat pengguna tetap menggunakan GoPay meskipun tanpa promo. Strategi ini juga dipandang sebagai keunggulan oleh para investor," ujarnya.
(prf/fay)