Wabah maut hitam atau black death adalah penyakit yang pernah sangat mematikan khususnya di benua Eropa. Diestimasi 75 sampai 200 juta manusia tewas karena wabah yang memuncak di Eropa tahun 1347 sampai 1351 ini. Kini, kuburan para korban yang baru ditemukan mengungkap fakta mengerikan.
Sebuah kuburan massal korban maut hitam baru saja ditemukan arkeolog di daerah pedesaan Inggris di Lincolnshire. Kuburan dari abad ke 14 tersebut menyuguhkan bukti betapa besar skala dan cepatnya penularan maut hitam.
Dikutip detikINET dari Guardian, terdapat sedikitnya 48 jasad pria, wanita dan anak-anak dikuburkan bersama-sama. Tes DNA mengungkap bagaimana mereka meninggal, di mana ditemukan pathogen maut hitam di jenazah itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar separuh populasi Inggris meninggal dalam waktu 18 bulan di tahun 1348 lantaran keganasan maut hitam. Namun menurut Hugh Wilmott selaku pakar arkeolog dari University of Sheffield, bukti arkeologi langsung di pedesaan jarang ditemukan.
Di perkotaan Inggris, cukup banyak ditemukan kuburan massal akibat dahsyatnya maut hitam. Nah, penemuan makam di pedesaan ini membuktikan bahwa penduduk pun kewalahan menghadapinya. Sebagian korban mungkin berasal dari kota yang mengungsi ke pedesaan, tapi di sanapun mereka dijemput maut.
Biasanya, penguburan di pedesaan mengikuti ritual agama dan per individu. Sehingga disimpulkan, pemakaman massal yang menyimpang dari tradisi ini membuktikan warga desa banyak yang menjadi korban dan tidak dapat dimakamkan secara layak.
"Hal ini mengindikasikan bahwa komunitas pedesaan tidak dapat menghadapi maut hitam, sistem yang normal menjadi terganggu," sebut Wilmott.