Dampak dari virus corona yang dirasakan Apple dan operasionalnya ternyata cukup besar. Raksasa teknologi tersebut mengumumkan pendapatan mereka untuk kuartal ini terancam menurun diikuti dengan berkurangnya suplai iPhone global.
Dalam suratnya untuk investor, Apple mengatakan mereka mungkin tidak akan mencapai target pendapatan kuartalnya sebesar USD 63-67 miliar. Hal ini dikarenakan suplai iPhone yang berkurang dan sedikitnya pembeli di China karena wabah virus corona.
China memang pasar yang sangat penting bagi Apple. Negara Tirai Bambu tidak hanya salah satu pasar terbesar tapi juga pusat produksi beberapa produk Apple seperti iPhone. Tapi, wabah virus corona memaksa pabrik untuk menutup produksi dan Apple terpaksa menutup tokonya di China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jam kerja mulai berlanjut di seluruh negeri, tetapi kami mengalami proses yang lebih lambat untuk kembali ke kondisi normal dari yang kami perkirakan," kata Apple dalam keterangan resminya yang dikutip detikINET dari The Guardian, Selasa (18/2/2020).
"Akibatnya, kami sepertinya tidak bisa memenuhi perkiraan pendapatan yang kami berikan untuk kuartal Maret," sambungnya.
Apple sebelumnya memang telah memperingatkan virus corona berpotensi untuk mempengaruhi operasionalnya. Terlebih lagi perusahaan yang dipimpin Tim Cook ini memiliki supplier di Wuhan, Provinsi Hubei daerah yang menjadi pusat wabah virus corona.
Walau kini beberapa pabrik supplier Apple yang berada di luar Provinsi Hubei telah kembali beroperasi, proses produksi tetap masih lambat dan belum kembali normal sehingga bisa mengancam suplai iPhone global.
Baca juga: Apple Bikin Sendiri Antena 5G Buat iPhone |
Permintaan terhadap iPhone di China juga terdampak virus corona. Apple juga masih menutup beberapa tokonya di China dan telah membuka kembali beberapa toko tapi dengan jam operasi yang terbatas.
"Permintaan terhadap produk kami di China turut terdampak. Kami akan membuka kembali toko ritel secara bertahap dan akan terus melakukannya dengan seaman mungkin," jelas Apple.
"Apple adalah perusahaan yang kuat dan gangguan pada bisnis kami hanya sementara," pungkasnya.
(vmp/fyk)