Setiap studi membandingkan data temperatur Bumi 2019 dengan catatan sejarah para ilmuwan, yang dimulai pada 1880. Analisis menunjukkan bahwa lima tahun terpanas yang tercatat adalah lima tahun yang dimulai pada 2015.
"Dekade yang baru saja berakhir jelas merupakan dekade terpanas," ujar Gavin Schmidt, direktur Goddard Institute untuk Studi Antariksa NASA di New York dalam sebuah pernyataan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan ini bisa dibilang menjadi bukti telah adanya cuaca ekstrem di Bumi. Perubahan suhu, termasuk kenaikan suhu permukaan global rata-rata, hanyalah satu sisi dari perubahan ini.
Dalam pernyataan tersebut, Schmidt mengatakan Bumi mengalami peningkatan panas lebih dari 2 derajat Fahrenheit (lebih dari 1,1 derajat Celcius) pada 2015 dan angka ini kemungkinan besar tidak dapat kembali seperti semula.
Terakhir, ia pun menekankan fenomena ini menunjukkan bahwa apa yang terjadi adalah persisten, bukan kebetulan karena beberapa fenomena cuaca. Hal ini sejalan dengan meningkatnya tingkat gas rumah kaca di atmosfer yang bisa jadi menjadi salah satu penyebabnya.
(ask/ask)