Dalam survei pada sekitar 2.000 perusahaan di China, Wuhan University Institute of Quality Development Strategy menyebut bahwa 13,4% di antaranya meanfaatkan robot, naik dari angka 8,1% dari dua tahun sebelumnya.
Dalam jangka waktu dua tahun tersebut, pertumbuhan rata-rata tahunan investasi robot naik drastis sebesar 57%. Ditemukan pula bahwa yang paling terancam adalah pekerja dengan pendidikan rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip detikINET dari South China Morning Post, sebanyak 9,4% karyawan berijazah SMP atau di bawahnya telah digantikan robot dalam 2 tahun itu. Padahal, permintaan untuk karyawan yang lulus kuliah tumbuh 3,6%.
Menurut International Federation of Robotics, China telah menjadi pemimpin global soal otomatisasi. Pertumbuhan penjualan robot industri antara tahun 2018 sampai 2020 bisa naik antara 15% sampai 20% per tahun.
"China begitu jauh menjadi pasar robot terbesar berdasarkan penjualan tahunan. Mereka menjadi pasar dengan pertumbuhan tercepat. Tidak ada peningkatan begitu dinamis dalam periode pendek di pasar lain," ujar Joe Gemma, presiden IFR.
Di sisi lain, belum ada upaya serius untuk mengantisipasi PHK massal seiring permulaan era robotika. Hal itu dinilai perlu segera dipikirkan lantaran berpotensi memicu berbagai masalah.
(fyk/fyk)