Jika kalian masih ingat, ketika pendiri Gojek Nadiem Makarim diumumkan sebagai Mendikbud, netizen berkelakar bahwa bayar uang sekolah nantinya bisa pakai GoPay. Kepala sekolah MI Miftahul Akhlaqiyah Miftahul Arief (39) mengakui kalau ide itu datang dari sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dilihat dalam keterangan di situs MI Miftahul Akhlaqiyah, opsi pembayaran lewat e-payment ini memang belum menggunakan kode QR untuk penyedia layanan pembayaran digital. Pilihan pembayaran ini murni merupakan inisiatif sekolah dengan menggunakan akun e-payment milik Arief yang diperuntukkan sebagai tujuan transfer.
![]() |
Dijelaskan Arief, tujuan sebenarnya memang untuk memberikan alternatif pembayaran sekolah. Lucunya, insiatif ini juga disambut antusias dengan banyak yang kemudian bertanya apakah ada cashback jika bayar lewat GoPay dan e-payment sejenisnya.
"Begitu pasang (pengumuman), itu banyak yang tanya (soal cashback). Ya kita coba proses ke situ. Para orang tua yang anaknya sudah di sini juga bilang, menarik juga kalau ada cashback-nya," ujarnya.
Adapun opsi pembayaran digital yang disediakan sebenarnya tidak hanya GoPay, tapi ada juga Ovo, Linkaja dan Dana. Menurutnya, pilihan pembayaran yang lebih banyak bisa memudahkan orang tua karena pendaftaran peserta didik baru juga bisa dilakukan cukup lewat ponsel.
"Kita kan di perkotaan, kadang orang tua terpancang waktu harus kerja. Maka inisiasi pakai itu agar mudah. Pembayaran tunai tetap bisa, lewat GoPay dan lainnya itu merupakan fasilitas tambahan," jelas pria lulusan UIN Walisongo itu.
Pendaftaran peserta didik baru lewat online dan bisa bayar pakai GoPay itu akan di buka selama bulan Januari 2020. Pembayaran SPP juga rencananya akan dilakukan menggunakan e-payment.
![]() |
"Nanti kita kembangkan untuk pembayaran seterusnya, Insya Allah SPP dan sebagainya. Kita kan APP kayak UKT sudah tunggal di awal sudah kalkulasi kebutuhan buku berapa field trip berapa, kita akumulasi bisa dibayar di awal atau dicicil. Di sini orang tua kan multi background, ada petani, ojek online, pejabat, dan lainnya," papar Arief.
Selain opsi pembayaran, pemanfaatan teknologi di sekolah yang berdiri sejak 1953 itu dikatakan Arief sudah banyak diaplikasikan. Contohnya, absensi siswa yang dilakukan menggunakan Google form sehingga jika ada anak yang terlambat bisa terpantau dan bisa dikenai sanksi edukasi.
Sebagai sekolah dengan komitmen unggul literasi, lanjut Arief, para pengajarnya pun diminta aktif menulis di website milik sekolah yang beralamat di https://www.akhlaqiyah.sch.id/ sehingga informasi tentang sekolah mereka selalu update setiap hari.
"Siswa juga diajarkan mengirim tugas lewat Gmail, sebagai bentuk pengenalan," ujarnya.
![]() |
Meski Arief mengaku tak punya dasar pengetahuan IT atau komputer, dia menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi informasi harus dilakukan. Pasalnya, hal itu sudah menjadi kebutuhan.
"Saya tidak ada background IT, ini ya karena kebutuhan sekarang. Saya juga membuat bimbel online, sudah 6 tahun," tutupnya.
(rns/rns)