Dikutip dari Business Insider, Selasa (26/11/2019), hal ini disampaikan Google kepada seluruh karyawan lewat sebuah memo yang kemudian beredar di luar kalangan internal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, juru bicara Google menolak berkomentar mengenai adanya laporan ini. Namun untuk diketahui, pemecatan tersebut terjadi beberapa hari setelah adanya protes karyawan di markas besar Google.
Sekitar 200 Googlers--sebutan untuk karyawan Google--berdemonstrasi atas nama solidaritas pada dua rekan mereka yang diskors karena tuduhan keliru oleh atasan mereka yang menuding keduanya mengakses dan berbagi dokumen serta melacak kalender karyawan.
Salah satu karyawan, Rebecca Rivers, pekan lalu sempat memposting tweet yang menyebutkan Google telah memberhentikannya. Sumber lain yang dikutip dari Washington Post menyebutkan, Rivers adalah salah satu karyawan yang dimaksudkan dalam memo tersebut. Namun lagi-lagi Google menolak menyebut siapa saja empat karyawan yang diberhentikan.
Rivers dan Laurence Berland, karyawan lainnya yang juga diskors, berada dalam protes tersebut dan menyangkal tuduhan Google. Dalam protes yang digelar Jumat lalu, Rivers mengatakan bahwa dirinya tidak pernah menyebarkan informasi rahasia di luar perusahaan.
Dia juga menyindir bahwa investigasi Google lebih fokus pada aktivisme yang dilakukannya terhadap apa yang dilakukan Google dengan Customs and Border Protection (CBP) dan Customs and Enforcement (ICE).
Sementara Berland, mengatakan bahwa dirinya menjadi sasaran 'pembalasan' Google karena kritiknya terhadap cara YouTube menangani konten berisi ujaran kebencian.
(rns/fay)