Kompetisi ini diadakan Hago bersama dengan pengembang game lokal, distributor, komunitas gaming kreatif, dan didukung oleh Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan Asosiasi Game Indonesia (AGI).
Kompetisi Jawara Game Indonesia bertujuan untuk menemukan talenta pengembang game lokal, menciptakan peluang, serta meningkatkan kualitas perindustrian game dan ekonomi kreatif di Indonesia
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hago meluncurkan kompetisi pengembangan game untuk mendorong talenta lokal dalam berpartisipasi serta menjadi wadah untuk menunjukkan keahlian mereka. Tidak hanya pandai dalam bermain game, kami berharap setelah diadakannya kompetisi ini, minat muda mudi Indonesia menjadi pengembang game dan berkontribusi pada ekonomi kreatif akan menjadi lebih besar," jelas Qiu Bin, General Manager Hago dalam keterangan yang diterima detikINET.
"Kami mengapresiasi peluang yang diberikan Hago dalam penyelenggaraan kompetisi pengembangan game. game merupakan salah satu subsektor dari ekonomi kreatif. Saya berharap akan lahir produk-produk game yang kekayaan intelektual dimiliki anak bangsa dan dapat bekerja sama dengan Hago." jelas Hari Sungkari, Deputi Infrastruktur, Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) dalam keterangan yang sama.
Tren game online bukanlah hal yang baru di Indonesia. Tingginya minat masyarakat akan game online, tepatnya 43,7 juta pemain menjadikan Indonesia sebagai salah satu target pasar bagi perusahaan game online lokal maupun dunia.
Untuk mengikuti kompetisi Jawara Game Indonesia, calon peserta bisa berasal dari kalangan pelajar SMA, mahasiswa, pengembang lokal, atau pecinta game, serta harus berkewarganegaraan Indonesia. Jenis tipe dan generator permainan yang dapat ikut serta dalam kompetisi Jawara Game Indonesia adalah HTML5, seperti Cocos Creator, Laya, Egret, BabylonJS, Phaser, pixiJS, ThreeJS, PlayCanvas, dan melonJS.
Game yang dikirimkan harus terjamin keasliannya dengan otorisasi yang sah, tidak melanggar hak hukum subjek apapun, dan tidak mengandung konten SARA (suku, agama, ras, antargolongan) juga politik. Penjurian akan dilakukan menggunakan skor berdasarkan permainan game dan seni desain serta akan ada poin tambahan untuk permainan game yang kreatif dan menggunakan tema yang unik.
Selain juara pertama, juara kedua akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 40 juta, juara ketiga akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 20 juta, juara keempat mendapatkan Rp 10 juta, dan juara kelima mendapatkan Rp 5 juta.
(asj/asj)